Parapuan.co - Setiap tanggal 21 April, masyarakat Indonesia merayakan hari lahirnya R.A. Kartini.
R.A. Kartini dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan emansipasi perempuan.
Banyak dari kita yang mengenal Kartini sebagai penulis buku Habis Gelap Terbitlah Terang (1911).
Tidak banyak yang tahu bahwa selain menulis, ternyata Kartini juga senang membuat karya seni rupa.
Kartini memiliki kemampuan untuk membatik, melukis, dan bermusik. Ia pun menjadi salah satu sosok berpengaruh besar terhadap kesenian di Jepara.
Melansir dari Galeri Nasional, karya seni Kartini cenderung bergaya Eropa. Salah satunya adalah lukisan yang menggambarkan empat angsa.
Empat angsa yang ada di lukisan Kartini menyimbolkan dirinya dan ketiga saudaranya, Roekmini dan Kardinah, adiknya, serta Sosrokartono, kakaknya.
Baca Juga: Rupanya, Ini Alasan Perayaan Hari Kartini Identik dengan Kebaya
Lukisan yang sekarang berada di Rumah Kartini, Jepara, tersebut dibingkai dengan ukiran khas Jepara.
Kartini, Roekmini, dan Kardinah memiliki peran penting dalam menyebarkan kesenian ukir Jepara ke negara lain, termasuk Belanda.
Pada tahun 1898, sebuah pameran di Den Haag, Belanda, menampilkan karya ukiran Jepara yang dibuat oleh Kartini, Roekmini, dan Kardinah.
Mereka mengembangkan karya ukiran tersebut menjadi ukiran untuk rumah, tempat ibadah, hingga makam.
Ukiran Jepara karya mereka pun dikagumi oleh masyarakat Belanda, termasuk Ratu Wihelmina, ratu Belanda pada saat itu.
Karya ketiganya disebut sebagai Klaverblad van Jepara (Daun Semanggi dari Jepara).
Dalam surat-surat yang ditulis untuk sahabatnya di Belanda, Kartini bercerita tentang menurunnya popularitas seni ukir Jepara akibat pelabuhan yang ditutup atau tren seni yang berganti.
Namun, setelah Kartini, Roekmini, dan Kardinah membuat Klaverblad van Jepara, banyak masyarakat Belanda dan pejabat Hindia yang memesanan kayu ukir Jepara.
Baca Juga: Sambut Hari Kartini, Women in Maritime Indonesia Membuat Kelas Masak
Sampai sekarang ukiran Jepara masih sering kita temui pada perabotan rumah, arsitektur gedung, dan karya seni ukir yang dipamerkan di banyak galeri.
Jika Kartini dan saudaranya tidak berani memulai dan menciptakan Klaverblad van Jepara, mungkin hari ini kesenian ukir Jepara tidak akan sepopuler sekarang.
Tidak disangka, ya, Kawan Puan, R.A. Kartini, bersama kedua saudaranya, juga memiliki pengaruh besar bagi kesenian Indonesia.
Semangat R.A. Kartini selalu tertanam di hati perempuan Indonesia, termasuk semangat untuk tetap berkarya dan berni menciptakan hal baru. (*)