Parapuan.co - Keras dan berani. Itulah kata yang mewakili Voice of Baceprot (VoB), band musik metal asal Garut ini.
Firda Marsya Kurnia (vokal, gitar), Widi Rahmawati (bass), dan Euis Siti Aisyah (drum) dengan lantang menyuarakan kritik dan isu sosial melalui lagu-lagu mereka, seperti School Revolution, Perempuan Merdeka Seutuhnya, serta Kentut RUUP.
Mereka ini emang keren, lho, Kawan Puan! Apalagi, baru-baru ini, VoB juga diundangn WOW Festival di Inggris untuk manggung.
Meskipun sudah sukses, tapi perjalanan ketiganya di dunia musik, tak selamanya mulus, lo. Kepada PARAPUAN, Ketiga perempuan lulusan Madrasah Tsanawiyah Al-Baqiyatussolihat ini kerap dapat hal kurang menyenangkan.
Terutama, tentang cara berpakaian mereka yang memakai hijab yang dianggap kurang 'pas' bawain musik metal.
Baca Juga: Wakili Indonesia, Voice of Baceprot Bertemu Camilla, Duchess of Cornwall
"Sebenernya sih kalo ada kayak gitu sebenernya yang ribet justru orang luarnya," ujar Marsya saat ditemui PARAPUAN di Menara Kompas pada Kamis, (22/4/2021).
Awalnya, VoB sendiri merasa anggapan dan berbagai stigma tersebut kurang enak di hati. Namun seiring berjalannya waktu orang-orang pun dapat menerima karya mereka.
"Dia [orang-orang] lebih ke, kayak kita misalnya. Awal-awal mungkin ada syok dulu, tapi sehabis itu ya enjoy aja sih, terbiasa aja," lanjut Marsya.
Firda dan kawan-kawan pun menerima anggapan sebagai persepsi yang harus dihargai.
"Lagian juga mereka kan bebas mau ngomongin apa kan. Jadi ada bagian dari diri kita yang kita tuh mesti merelakan itu jadi persepsi orang lain, gitu," kata Marsya.
Sisi Terang Metal
Dianggap bahwa penampilan tak sesuai dengan musik yang mereka mainkan, VoB sudah terbiasa dengan anggapan terebut.
"Kenyang sih dikomen kayak gitu. Makanan sehari-hari," jawab Marsya.
Alih-alih tak sesuai, Marsya mengatakan bahwa VoB justru merupakan sisi lain dari musik metal.
"Soalnya kan metal kan udah, orang tuh mandangnya buruk, gitu. Padahal kan musik apapun kan ya tergantung orangnya," jelasnya.
Baca Juga: Raih Grammy Awards Tiga Kali, Ini Sederet Pencapaian Taylor Swift Sepanjang Karier Musiknya
Bagi VoB, metal hanyalah bagian dari genre musik.
"Jadi makanya kita dari awal kemunculan ya bilang bahwa kita ini sisi lain dari metal, gitu. Kalo kalian menganggap metal itu misal gelap, ya kita ini yang terangnya, gitu," jawab Marsya.
Genre Metal sendiri dipilih VoB karena mereka merasakan keterwakilan melalui musik cadas ini.
"Kalo dengerin musik keras kayak gitu tuh adrenalin kan naik gitu, langsung kayak semangat gitu, terus, pas denger liriknya ternyata sama dengan yang kita rasain," ujar Sitti sang drummer.
Perkara stigma soal musik yang mereka hadapi, VoB bercerita bahwa mereka akan membicarakan hal sekecil apapun yang mengganjal di hati mereka.
"Karena dari situ kan chemistry makin kuat terus, kita tuh makin tau kenapa, makin ngerti posisi nya," kata Marsya.
VoB menganggap bahwa dengan mengobrol separuh permasalahan sesama anggota justru masalah itu terasa sudah selesai dengan sendirinya.
Jangan Berhenti Bermimpi
Untuk perempuan Indonesia yang memiliki mimpi namun tersandung berbagai anggapan dan stigma, VoB berpesan agar jangan berhenti untuk mengejar apa yang diinginkan.
"Pokoknya harus yakin sama diri sendiri percaya sama diri sendiri dan tidak takut berbeda, itu aja sih," ujar sang bassist, Widi.
Sementara itu, Marsya berkata bahwa mimpi sangat patut untuk diperjuangkan dan stigma itu akan terlewat dengan sendirinya seiring perjalanan dan waktu yang dilalui.
"Karena kan kalian sama-sama bebas memilih untuk menjadi apa kalian kedepan karena sebagai manusia kalian merdeka 100 persen, sebagai perempuan kalian merdeka seutuhnya," kata Marsya.
Bagi Sitti, omongan orang adalah sesuatu yang tak akan pernah selesai.
"Kalo dari aku sih, buat seluruh perempuan yang ingin mewujudkan mimpi, buat kalian jangan banyak dangerin omongan orang karena mau kita maju atau nggak maju tetep aja kita diomongin orang," ujar Sitti.
"Kalo diomongin orang mendingan maju sekalian," timpal Marsya.
Wah, menginspirasi sekali ya, Kawan Puan?(*)