Sementara, kapal milik TNI AL lainnya yakni KRI R.E. Martadinata-331 melaporkan bahwa kapal ini sempat mendeteksi pergerakan di bawah air tak lama kemudian.
Pergerakan di bawah air itu terdeteksi memiliki kecepatan 2,5 knot.
Mesin diesel listrik pada KRI Nanggala-402 sendiri memungkinkan kapal selam tersebut melaju dengan kecepatan sekitar 25 knot.
Walau begitu, laporan mengenai pergerakan bawah air itu tak dapat disimpulkan sebagai pergerakan KRI Nanggala-402.
Ini karena hal tersebut tak bisa menjadi data yang cukup.
Baca Juga: Fakta KRI Nanggala-402, Kapal Selam TNI AL yang Hilang Kontak di Laut Bali
"Tidak cukup data untuk identifikasi kontak yang dimaksud sebagai kapal selam (KRI Nanggala-402)," ujar Riad, seperti dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, dia pun membenarkan soal ditemukannya tumpahan minyak dan bau solar di berbagai lokasi di laut Bali.
Temuan ini dilihat oleh Helikopter Panther 4211 pada posisi 7 derajat 49 menit 74 detik Lintang Selatan (LS).
Helikopter tersebut juga melihat temuan ini pada posisi 114 derajat 50 menit 78 detik Bujur Timur (BT) dengan radius 150 meter.