Parapuan.co - Penyanyi Demi Lovato beberapa tahun lalu pernah nyaris kehilangan nyawanya akibat overdosis.
Ia memang kedapatan beberapa kali alami overdosis alkohol dan obat-obatan terlarang, hingga sempat tiga kali menderita stroke.
Selama beberapa tahun, ia menjalani penyembuhan untuk menghilangkan kecanduannya akan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Baca Juga: Demi Lovato Sebut Dirinya Ibarat Buku yang Terbuka dengan Batas
Demi seperti sudah kapok, setelah mengingat dirinya sempat hampir tewas akibat overdosis pada tahun 2018.
Belakangan, pengalamannya pernah overdosis itu dituangkannya dalam lagu berjudul California Sober (2021).
Lewat lirik lagu barunya tersebut, Demi Lovato menyebut dirinya sendiri sebagai California sober alias California yang mabuk.
"California Sober sangat penting, karena lagu itu mewakili jalan alternatif menuju pemulihan yang telah diajarkan kepadaku 10 tahun terakhir dalam menangani hal ini," kata pelantun lagu Let It Go itu.
Baca Juga: Demi Lovato dan Ariana Grande Angkat Kisah Trauma Lewat Kolaborasi Lagu Baru
"Aku tidak mengatakan bahwa ini berhasil untuk semua orang. Lagu ini hanya tentang mengidentifikasi apa yang terbaik untukmu dan melanjutkan seperti apa prosesnya," imbuhnya.
Gara-gara pengakuan tak langsung itu, ia pun kembali mendapatkan kritik dari publik yang kemudian membuatnya jengah.
"Aku tidak mengada-adakan istilah ini, kan? Aku baru saja mendengarnya dan merasa, 'Oh, kedengarannya bagus dan berlaku untukku'," tutur Demi.
"Tapi aku pikir orang yang berbeda memiliki pemahaman yang berbeda untuk itu. Jadi mungkin tidak berlebihan bagi sebagian orang, mungkin ini hanya hal yang wajar bagi sebagian orang," ujarnya lagi.
Baca Juga: Demi Lovato Reka Ulang Peristiwa Kelamnya dalam Video Musik Terbaru
Melansir Buzzfeed, Demi Lovato mengaku dirinya tidak lagi akan membahas soal pengalaman pedihnya di masa lalu kepada media atau siapapun karena enggan mendengar komentar publik.
Menurutnya, yang lebih berhak memberi kritikan adalah tim perawat yang membantu proses penyembuhannya.
"Bagiku, aku telah memutuskan tidak akan pernah membahas parameter seputar pemulihanku dan seperti apa rasanya," lanjutnya.
"Karena ketika aku membahas detail dengan orang-orang, hal itu membuat diriku terbuka untuk pengawasan lebih dari yang kubutuhkan.”
"Satu-satunya kritik yang kubutuhkan adalah dari tim yang merawatku, dan jika apa yang kami lakukan sekarang berhasil untukku, maka saya akan menyimpannya di antara kami saja," tuturnya dalam sebuah wawancara. (*)