Peduli Soal Kesehatan Mental, Ariel Tatum Tegaskan Pentingnya Penerimaan Diri

Rizka Rachmania - Sabtu, 24 April 2021
Ariel Tatum
Ariel Tatum Instagram @arieltatum

"Jujur aku pribadi menerapkan self love. Karena menurutku cinta diri sendiri itu penting.

Dengan kita cinta ke diri sendiri, kita bisa cinta ke orang lain di sekitar kita," terang Ariel tanpa ragu.

Baca Juga: Cerita Rachel Vennya Pernah Idap Bipolar dan Tanda yang Dialaminya

Lebih jauh, Patricia Gouw, yang juga menjadi host, menanyakan pada Ariel Tatum tentang seberapa penting kesadaran kita akan mental health awareness.

Ariel pun tanpa ragu menjawab bahwa mental health awareness atau kesadaran kesehatan mental itu amat penting.

"Menurut aku penting sekali. Karena yang sering aku omongin tuh, masyarakat Indonesia kalau misalnya, kita pusing atau sakit gigi sedikit kita langsung ke dokter.

Tapi kalau misalkan ada masalah sama menyinggung mentalnya, apa bedanya? Kenapa nggak langsung ke psikolog dan psikiater. Jadi sebenarnya yang aku kampanyekan sampai saat ini adalah #LetsEndTheSame," terang Ariel lebih jauh.

Ia pun menambahkan bahwa keraguan masyarakat untuk pergi ke dokter, atau dalam hal ini psikolog atau psikiater, adalah karena stigma.

Sampai saat ini memang masih erat menempel di pemikiran bahwa jika seseorang pergi ke psikolog atau psikiater, sudah pasti bakal dicap ada yang bermasalah.

Padahal dengan pergi ke psikolog atau psikiater untuk meminta pertolongan hal tersebut menunjukkan kalau kita sadar dan peduli dengan kesehatan mental.

Baca Juga: Nucha Bachri Bagikan Tantangan dalam Membangun Bisnis dan Jalani Peran Ibu

Hal itulah yang kemudian mengusik Ariel Tatum hingga mengkampanyekan tentang kesehatan mental dengan #LetsEndTheSame.

Aktris yang sudah membintangi puluhan judul FTV ini pun sekaligus mengajak kita untuk tak malu mengakui kondisi kesehatan mental.

Kalau memang mengalami masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental, tak perlu malu untuk menerima dan mengakuinya.

Carilah bantuan dan support system dari lingkungan sekitar, salah satu contohnya adalah dengan datang ke psikolog dan psikiater.

"Let's end the same, kita akhiri dulu rasa malu kita biar bisa jadi orang yang lebih baik lagi ke depannya.

Anyway, what's wrong with being not okay, it's okay not to be okay," tegas Ariel. (*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania