Cinta Laura menyatakan bahwa ia tidak suka dijadikan bahan tertawaan seperti itu. Cinta merasa seperti badut.
Olok-olokan dari masyarakat sangat mempengaruhi perilaku Cinta Laura dan juga rasa sakit yang tidak bisa hilang.
“Itu adalah sebuah anugerah dan kutukan dalam waktu yang sama. Walaupun aku jadi terkenal, tapi itu sangat berdampak pada kepercayaan diriku," tutur Cinta.
Menurutnya, satu negara telah melakukan perundungan padanya secara verbal kala itu.
Baca Juga: Peringati Hari Kartini, Cinta Laura Bicara Soal Perempuan dan Ekspresi
Cinta Laura yang kini sudah dewasa, mencoba untuk melupakan masa lalunya yang pahit tersebut.
Ia menyatakan tengah berusaha untuk tidak mendengarkan apa yang orang lain katakan.
Pengalaman Cinta Laura tersebut menjadi contoh kasus bullying yang hingga kini masih banyak terjadi.
Cinta berharap dengan keterbukaannya, masyarakat jadi bisa lebih pintar lagi dalam memilih lelucon, apa lagi jika itu berkaitan dengan orang lain.
Cerita Cinta Laura juga menjadi pengingat bahwa kita tidak pernah mengetahui apa yang orang lain benar-benar rasakan.
Jadi ada baiknya pikirkan apa yang hendak kita ucapkan terlebih dahulu. (*)