Parapuan.co - Kawan Puan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah Imposter Syndrome.
Menurut very well mind, Imposter Syndrome adalah kondisi psikologis dimana kita tidak percaya dan meragukan diri sendiri.
Kondisi psikologis ini membuat kamu merasa bahwa kamu ‘palsu’, pencapaian yang kamu dapatkan adalah keberuntungan, dan kamu merasa tidak pantas.
Orang dengan kondisi seperti ini biasanya mengalami gangguan kecemasan yang terus menerus.
Baca juga: Imposter Syndrome, Gangguan Psikologis yang Tak Puas pada Diri Sendiri
Imposter Syndrome biasanya banyak dialami oleh orang-orang ambisius dan perfeksionis.
Kawan Puan, Imposter Syndrome bukan gangguan kesehatan mental melainkan gangguan kondisi psikologis.
Melansir dari very well mind, berikut beberapa tipe Imposter Syndrome yang perlu kamu ketahui:
- The Perfectionist
Sesuai dengan namanya, orang yang memiliki gangguan Imposter Syndrome jenis ini selalu menginginkan hal yang dilakukannya berjalan dengan benar dan sempurna.
Tipe The Perfectionist kadang membuat target yang terlampau tinggi dari kemampuan dirinya.
Namun ketika gagal, ia kerap kecewa dan meragukan diri sendiri.
Baca juga: Kenali Penyebab Munculnya Imposter Syndrome dan Cara Mengatasinya
- The Superhero
Gangguan psikologis Imposter Syndrome jenis ini menganggap dirinya multitasking dan bisa melakukan segalanya.
Tipe ini terlalu mendorong diri terlalu keras dan terkesan memaksakan dirinya untuk melakukan segala hal.
- The Expert
Berikutnya, ialah tipe The Expert. Tipe The Expert biasanya mengukur kemampuan diri berdasarkan seberapa banyak pengetahuan dan hal yang mampu dilakukan di bidang tersebut.
Tipe ini tidak pernah merasa puas dan ingin mengetahui segala hal.
Orang dengan Imposter Syndrome jenis ini biasanya sangat takut terlihat bodoh, tidak mampu, dan tidak kompeten.
Baca juga: Kesuksesan Terasa Hanya Kebetulan Saja, Apa Itu Impostor Syndrome?
- The Natural Genius
Orang dengan Imposter Syndrome jenis ini biasanya cerdas karena mampu menangkap berbagai hal dengan cepat dan mudah.
Tipe ini biasanya menilai kompetisi berdasarkan kecepatan.
Sama dengan The Perfectionist, mereka membuat target yang terlampau tinggi dari kemampuan dirinya.
- The Soloist
Seperti namanya, The Soloist dikenal sebagai sosok yang individualis tinggi.
Ia lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja kelompok.
Mereka dengan tipe Imposter seperti ini percaya bahwa dengan meminta bantuan orang justru akan memperlihatkan kelemahan diri sendiri.
Baca juga: Perempuan yang Tidak Membutuhkan Validasi Sosial Itu Seksi, Kok Bisa?
Penyebab terjadinya kondisi psikologis Imposter Syndrome bisa bermacam-macam.
Bisa jadi penyebabnya adalah lingkungan yang penuh persaingan, ekspektasi tinggi terhadap diri sendiri, atau merasa diri harus lebih baik lagi.
Nah, Kawan Puan, apakah kamu menemukan karaktermu di salah satu jenis Imposter Syndrome?
Jika iya, coba renungkan lagi mengenai pencapaian yang telah kamu capai. (*)