Penerapan Sistem Blended Learning di SMA Lazuardi
Metode blended learning sendiri sudah diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia, salah satunya adalah SMA Pintar Lazuardi, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.
SMA Pintar Lazuardi mengusung metode blended learning dengan berbasis aplikasi.
Hadirnya SMA Pintar Lazuardi tak terlepas dari keinginan SMA Pintar lazuardi untuk menghadirkan keadaan sekolah yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan siswa, seperti yang dikatakan Haidar Bagir, Kepala Yayasan Lazuardi sekaligus pembina SMA Pintar Lazuardi.
Baca Juga: Simak, Ini 7 Dampak Postif Membaca Bagi Si Kecil yang Ibu Wajib Tahu
Inovasi ini berjalan beriringan dengan pemikiran manusia dan zaman yang tidak pernah berhenti berkembang.
"Karena itu sebagai konsekuensinya sekolah di Lazuardi itu tidak berhenti untuk memperbarui diri, tidak berhenti untuk belajar tentang gagasan baru di dunia pendidikan tentunya dunia persekolahan, memilih memilah dan menerapkan yang terbaik dari pendidikan," ujar Haidar dalam Virtual Open House SMA Pintar Lazuardi pada (1/5/2021)
Alih-alih membuat untuk berbagai jenjang pendidikan, metode blended learning hanya diterapkan di SMA saja.
Hal ini terjadi karena berdasarkan riset yang dilakukan, Haidar mengatakan penggunaan gadget sebelum usia 14 tahun memiliki akibat negatif bagi anak-anak.
"Jadi ini bukan anti IT, anti komputer, tapi anti penggunaan gadget seharian di kelas," kata Haidar.
Karena itu metode blended learning berbasis aplikasi ini hanya baru diterapkan di SMA. Namun, hal ini tak menutup kemungkinan adanya penemuan cara penggunaan teknologi di ranah pendidikan yang baik untuk anak SMP, SD, bahkan TK.