Indonesia Gunakan 3 Jenis Vaksin Covid-19, Ini Dia Perbedaannya

Rizka Rachmania - Selasa, 4 Mei 2021
ilustrasi vaksin Covid-19.
ilustrasi vaksin Covid-19. freepik.com

Vaskin AstraZeneca memiliki efikasi 64,1 persen setelah satu dosis suntikan dan 70,4 persen setelah suntikan kedua.

Efek samping pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca antara lain adalah nyeri, gatal, menggigil, demam, mengantuk, lelah, sakit kepala, mual, dan lainnya.

Sama seperti Sinovac, AstraZeneca pun diklaim bisa melawan varian baru virus corona B.1.1.7.

Baca Juga: Badan Pengawas Obat Eropa Pastikan Vaksin AstraZeneca Aman dan Efektif

Vaksin Sinopharm

Dikembangkan oleh Beijing BioInstitute Biological Product, vaksin Sinopharm adalah jenis vaksin yang dibuat menggunakan teknologi pengembangan yang sama dengan Sinovac.

Vaksin Sinopharm dibuat dengan metode inactivated virus atau virus yang dimatikan untuk memicu respons kekebalan sehingga mencegah keparahan terhadap infeksi penyakit.

Vaksin Sinopharm memiliki efikasi 78 persen berdasar hasil uji klinik di Uni Emirat Arab. Pada tahap pengujian tersebut, vaksin disuntikkan ke 42.000 relawan.

Adapun efek samping vaksin Sinopharm ini adalah kemerahan, bengkak di area bekas suntikan, sakit kepala, diare, nyeri otot, batuk, dan lain sebagainya.

Adanya tiga jenis vaksin yang digunakan di Indonesia sebaiknya tidak membingungkan Kawan Puan.

Sebab ketiganya sama-sama bertujuan meningkatkan imunitas tubuh demi melawan virus corona.

Bedanya hanya pada proses pengembangan dan pihak yang membuatnya saja. Oleh karena itu, pastikan Kawan Puan segera mendapatkan vaksinasi demi lebih terlindungi dari paparan virus corona.

Pasca vaksin, jangan lupa tetap pakai masker, rajin cuci tangan, dan jauhi kerumunan karena vaksin hanya membantu meningkatkan imunitas, bukan membuat Kawan Puan kebal terhadap virus. (*)

Sumber: Kompas.com,covid-19.go.id
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania