Parapuan.co – Sepanjang pandemi Covid-19, adopsi teknologi digital menjadi pilihan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mempertahankan bisnisnya.
Untuk menjangkau lebih banyak pelanggan tanpa batasan lokasi dan waktu, platform marketplace menjadi sarana untuk transaksi jual beli.
Manajer Survei Katadata Insight Center (KIC) Vivi Zabkie mengatakan, dorongan UMKM untuk masuk ke platform digital, dalam hal ini marketplace, sebenarnya telah terbaca sejak enam bulan pandemi Covid-19.
Menurutnya, UMKM juga menyadari bahwa terjadi tren peralihan konsumen dari belanja offline di toko fisik ke toko online. Marketplace dinilai mampu menjawab tuntutan konsumen di masa pandemi yang mewajibkan mereka tetap berada di rumah untuk meminimalisasi penularan Covid-19.
“Maka, marketplace akhirnya menjadi tempat yang diandalkan untuk mempertemukan UMKM dengan konsumen,” ujar Vivi dalam rilis yang diterima Tim Parapuan, Selasa (4/5/2021).
Untuk mengukur peranan marketplace dalam mendongkrak penjualan UMKM, pada periode 24 Maret-9 April 2021, KIC melakukan survei bertajuk “MSME Study Report 2021 : Peran Marketplace bagi UMKM”.
Survei tersebut melibatkan 392 pelaku UMKM di sejumlah kota besar di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan.
Berdasarkan hasil survei tersebut, Shopee tercatat sebagai platform yang paling banyak mendatangkan traffic penjualan.
Sebanyak 57 persen UMKM menyampaikan omzet atau nilai penjualan terbesar diraih melalui marketplace berwarna oranye tersebut.
Selanjutnya, 28 persen UMKM mengatakan omzet terbesar berasal dari Tokopedia, 6 persen Lazada, 3 persen Bukalapak, 2 persen Blibli.com, dan 3 persen sisanya marketplace lain.