Parapuan.co - Apa yang terlintas di kepala Kawan Puan ketika mendengar kata 'perempuan'? Apakah itu seseorang yang memiliki vagina, bisa menstruasi, hamil, dan melahirkan?
Kalau menurut laman Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, kata 'perempuan' didefinisikan sebagai "orang (manusia) yang mempunyai vagina, biasanya dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, atau menyusi."
Kata 'perempuan' pun memiliki sinonim 'wanita', dan berhubungan dengan status sebagai 'istri' atau 'bini'.
Baca Juga: Kawan Puan, Ini Dia 10 Tokoh Perempuan Paling Berpengaruh di Twitter
Dilihat dari definisi KBBI ini, memang tidak ada yang salah, ya. Semua deskripsi itu sesuai dengan fakta sosok perempuan di dunia nyata.
Namun, yang membuat sedih atau mungkin juga marah, adalah gabungan kata 'perempuan' yang bisa kita temui di laman KBBI.
Kata 'perempuan' ini memiliki frasa turunan yang berkonotasi negatif, bahkan terkesan menyudutkan perempuan.
Frasa 'perempuan' dalam KBBI dihubungkan dengan frasa seperti jahat, jalanan, jalang, lacur, nakal, simpanan, dan lainnya.
Kata 'perempuan' pun akhirnya menghasilkan frasa berkonotasi negatif seperti 'perempuan jahat', 'perempuan jalanan', 'perempuan jalang', 'perempuan lacur', 'perempuan nakal', dan 'perempuan simpanan.'
Membacanya saja, membuat kita sangat sedih, kecewa, sakit hati, dan marah. Apa iya, perempuan 'seburuk' itu? Apa iya, perempuan ini tidak ada baiknya?
Tentu saja hal tersebut mencuri fokus para aktivis perempuan. Aktivis perempuan ini akhirnya membuat proyek mengganti arti 'perempuan' dalam KBBI.
Kalis Mardiasih, salah satu aktivis perempuan yang cukup vokal, membuat postingan di Instagram mengenai definisi 'perempuan' di KBBI ini.
Ia menuliskan caption yang berbunyi, "Yah, gimana nggak jadi masalah, kalau frase turunan dari kata perempuan yang dikasih adalah seperti: perempuan nakal, perempuan lacur, perempuan simpanan. Nggak ada yang bagus sama sekali."
Ia pun menambahkan bahwa frasa turunan kata 'perempuan' itu penuh dengan stigma, "Kenapa saat mendengar kata 'perempuan', justru hanya label-label itu yang muncul dalam produksi bahasa? Apakah sifat tersebut cukup menjadi representasi perempuan yang ada? Semuanya penuh stigma."
View this post on Instagram
Baca Juga: ‘Festival Mimpi Ibu’ Digelar untuk Dukung Para Ibu Mewujudkan Mimpinya
Keramaian yang terus dibicarakan oleh aktivis perempuan ini pun membuahkan hasil. Saat pemutakhiran laman KBBI bulan April 2021 lalu, kata 'perempuan' mendapatkan definisi dan frasa turunan baru.
Laman KBBI daring pun menyebutkan bahwa salah satu pemutakhiran khusus yang dilakukan pada bulan April lalu salah satunya adalah definisi dan frasa turunan 'perempuan.'
"Hal khusus yang dilakukan oleh tim editor pada pemutakhiran April 2021 adalah adanya tambahan subentri baru dari kata 'perempuan' berupa gabungan kata yang berkonotasi positif. Selain itu juga dilakukan beberapa perbaikan makna dan contoh terhadap entri yang relevan dengan kata 'perempuan,'" jelas KBBI seperti dikutip dari laman resminya.
Memang jika dilihat dari laman KBBI, ada penambahan entri baru untuk kata 'perempuan.' Yang pertama adalah definisi dan yang kedua adalah penambahan frasa turunan.
Pasca pemutakhiran, definisi 'perempuan' di KBBI mendapatkan kata tambahan 'puan'. Lalu untuk frasa turunan, ditambahkan gabungan kata yang memiliki makna positif.
Contohnya saja perempuan adat, perempuan besi, perempuan idaman, perempuan karier, perempuan pekerja, perempuan suci, dan perempuan tangguh.
Tentu saja, pemutakhiran KBBI dengan menambahkan definisi dan frasa turunan baru dengan makna yang lebih positif terhadap perempuan, merupakan warisan bermakna untuk Indonesia. (*)