Parapuan.co – Menyambut Idulfitri, kita tak hanya berbahagia merayakannya bersama keluarga.
Idulfitri adalah saat dimana kita akan terlahir kembali sebagai pribadi yang lebih baik, lahir dan batin.
Untuk itu, momen Idulfitri kerap dimanfaatkan sebagai kesempatan yang baik untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Namun ternyata, memaafkan orang lain bukan hanya akan membuat diri kita tenang.
Memaafkan juga dapat menimbulkan manfaat positif bagi kesehatan kita, lho.
Baca Juga: Oh, Ternyata Begini Cara Musik Meredakan Stres dalam Diri Kita
Dari Huffpost, menurut Greater Good Science Center di University of California, Berkeley mengampuni suatu tindakan secara sadar serta memutuskan untuk melepaskan kebencian atau dendam terhadap orang yang telah menyakitimu memiliki efek baik untuk kesehatan.
Ini dia beberapa manfaat kesehatan dari memaafkan orang lain.
1. Umur Lebih Panjang
Menurut studi 2011 bertajuk Forgive to Live: Forgiveness, Health, and Longevity yang dipublikasikan di Journal of Behavioral Medicine, orang yang bisa memaafkan hanya jika orang lain mengatakan maaf terlebih dahulu atau berjanji untuk tidak melakukan pelanggaran lagi, lebih mungkin meninggal lebih cepat.
Hal ini jauh berbeda dibandingkan dengan orang yang cenderung memaafkan tanpa syarat.
Para peneliti Luther College ini menjelaskan bahwa permintaan maaf dapat membantu seseorang untuk lebih mudah mengampuni.
Akan tetapi, hal tersebut menjadi berbeda jika kita mengharapkan seseorang untuk meminta maaf terlebih dahulu.
Karena tak kunjung mengampuni sebelum mendengar kata maaf dari orang yang menyakitinya justru membatasinya memaafkan orang lain.
"Ini hanya karena fakta bahwa mereka yang melakukan kesalahan tidak akan selalu memenuhi persyaratan seperti itu (mengatakan maaf), ... dan pihak yang tersinggung tidak memiliki kekuatan untuk membuatnya terjadi (mengatakan maaf)," tulis mereka dalam penelitian tersebut.
2. Tidur Lebih Nyenyak
Melansir Washington Post, berdasarkan penelitian tahun 2004 yang dilakukan oleh University of Tennesse, memaafkan akan meningkatkan kualitas tidur.
Dalam penelitian tersebut, orang yang tidak memaafkan kesalahan orang lain cenderung berada pada pikiran dan perasaan tidak menyenangkan dalam waktu yang lebih lama.
Hal ini diakibatkan pada perhatian serta pikiran yang terus terjebak dalam kebencian.
Kebencian ini bisa mengganggu kualitas dan kesejahteraan tidur, saran penelitian.
3. Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh
Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan Society of Behavioral Medicine 2011 menunjukkan bahwa orang dengan HIV yang mempraktikkan pengampunan yang tulus terhadap seseorang yang pernah menyakitinya memiliki persentase CD4 yang lebih tinggi.
CD4 sendiri adalah sel bagian dari sistem imun yang berperan vital untuk menghalangi infeksi agar tak masuk ke tubuh.
Bagi penderita HIV, level CD4 ini harus terus dijaga karena baik untuk kesehatan mereka.
"Hasil mendukung hipotesis kami dan mencerminkan temuan sebelumnya tentang hubungan faktor psikososial dengan pembuat kekebalan pada orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Dan temuan menunjukkan bahwa pengampunan mungkin bermanfaat bagi kesehatan mereka," peneliti studi Amy Owen, Ph.D. , dari Duke University Medical Center, kepada Medscape.
Baca Juga: Pintar Merawat Diri, Ini 8 Tips Self Care yang Selalu Dilakukan Naomi Osaka
4. Menghindari Stres Jangka Panjang
Menjadi orang yang pemaaf bisa melindungi diri dari stres jangka panjang.
Menurut studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Luther College, University of California, Davis dan University of California, Los Angeles menunjukkan bahwa memiliki sifat pemaaf akan berdampak positif pada kesehatan mental dan fisik.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa sikap memaafkan bisa melindungi kita dari efek negatif stres pada kesehatan mental.
Dalam penelitiannya, mereka mengatakan bahwa stres yang parah tidak ditemukan pada orang-orang yang pemaaf.
Intinya, kesehatan mental yang buruk biasanya ditunjukkan dalam orang-orang yang memiliki tingkat memaafkan yang lebih rendah. n
Untuk itu, semoga Kawan Puan bisa memaafkan kesalahan orang lain, ya. (*)