“Perlakukan ini adalah sebuah bisnis, ini adalah sebuah entitas yang berbeda dengan entitas rumah tangga.”
“Misalnya salah satunya (baik istri maupun suami) menegur, ya terima itu secara profesional. Jadi harus bisa menempatkan diri sebagai partner bisnis, mana yang sebagai suami istri.”
Baca Juga: Tak Malu Kerjakan Tugas Domestik, Suami Buktikan Rumah Tangga Setara adalah Soal Kerja Sama
Karena komunikasi ini merupakan salah satu tantangan terbesar, Ghita pun memberi saran agar bisa menyiapkannya dengan matang.
Atau bisa juga membuat semacam consensus terkait siapa yang memimpin, siapa yang ambil keputusan, sampai gimana nanti kalau ada perbedaan pendapat.
Tercampurnya cashflow rumah tangga dan bisnis
Tantangan selanjutnya ketika ingin membangun bisnis bareng pasangan adalah tercampurnya cashflow rumah tangga dan bisnis.
Apalagi ketika bisnis yang dijalankan masih dalam skala kecil.
Baca Juga: Suami Ingin Bantu Bisnis Istri saat Pandemi? Ini Saran Konsultan Keuangan
Kawan Puan, untuk itu penting banget melakukan pemisahan rekening rumah tangga dan bisnis.
“Kalau bisnisnya masih skala kecil, pemisahan rekening ini masih susah. Namun harus bisa dipisahkan, antara cashflow rumah tangga dan untuk dapurnya bisnis. Kalau nggak dipisahin nanti bisa berujung cekcok.”