Parapuan.co - Kawan Puan, ternyata tidak setiap pasangan yang menikah berkeinginan untuk punya anak.
Tak jarang, ada dari pihak suami maupun istri yang tidak ingin punya anak dan menjadi orang tua.
Lantas, bagaimana jika pasanganmu tidak mau memiliki anak sedangkan kamu sangat ingin jadi ibu?
Menurut Jenny Douglas dari Relationships Australia, sebagaimana mengutip Huffington Post Australia, jawabannya tidak pasti.
Pasalnya, bisa jadi orang yang tidak ingin punya anak, sebenarnya bukannya karena ia tidak menginginkannya.
Semua perlu dilihat dari apa yang melatarbelakangi seseorang sampai tidak mau punya anak.
Baca Juga: Tanda Pasangan Nyaman dalam Hubungan, Salah Satunya Cuek pada Penampilan
Bisa saja seseorang menolak punya anak karena pengalamannya di masa lalu.
Barangkali, ia memiliki trauma diperlakukan kurang baik oleh orang tua.
Mungkin juga, seseorang tidak percaya diri karena pernah melihat anak-anak diperlakukan tidak baik oleh ayah dan/atau ibunya.
Apapun yang melatarbelakanginya, mengubah pemikiran orang lain bukanlah pekerjaan mudah.
"Bagian dari dirimu yang menginformasikan keputusan apakah kamu ingin memiliki anak atau tidak, saya rasa itu bisa berubah menjadi perbedaan yang mendasar dan tidak dapat didamaikan," kata Jenny.
Karena, menurut Jenny, beberapa orang begitu tegas dengan keputusannya, sehingga mereka tidak siap untuk berubah.
Jenny menambahkan, berbeda pendapat dengan pasangan merupakan hal yang wajar.
Akan tetapi untuk persoalan yang satu ini, akan sulit menyamakan pandangan kalau dari diri pasangan memang tidak ada keinginan.
Memulai Percakapan tentang Momongan
Kalau dari awal Kawan Puan sudah membahas momongan dengan pasangan dan ia menolak, coba cari cara untuk membujuknya.
Kamu bisa menjelaskan kalau perempuan memiliki batas waktu kesuburan.
Di usia tertentu, sel telur perempuan semakin berkurang dan tidak diproduksi lagi.
Jadi jika memang pasanganmu tidak ingin punya anak sekarang, pastikan apakah ia bakal berubah pikiran atau tidak nantinya.
Baca Juga: Sedang Menjalani LDM? Ini 4 Cara agar Hubungan LDM Tetap Lancar dan Hangat
Kalau ia ragu, bisa jadi ia akan berubah pikiran dan itulah saat di mana kamu bisa mulai menjelaskan padanya untuk 'mempercepat' punya anak.
"Kadang-kadang karena keterbatasan kesuburan; jika seseorang memiliki faktor yang berkaitan dengan usia kesuburan mereka, pasangan dapat dengan cepat tertarik dengan percakapan itu," Jenny menjelaskan.
Diujarkan Jenny, percakapan tentang momongan ini sebaiknya dilakukan di awal hubungan sebelum pernikahan terjadi.
Siapkan Diri dengan Dua Kemungkinan
Jenny Douglas menyarankan supaya percakapan seputar momongan harus sudah jelas di awal hubungan.
Kalau kamu ingin punya anak sedangkan pasanganmu tidak, kamu perlu menyiapkan dua hal.
Pertama, putus dan mencari calon suami yang memiliki visi dan misi sama denganmu, termasuk soal momongan.
Kedua, ikhlas pada kenyataan bahwa mungkin kamu tidak akan menjadi orang tua selama bersamanya.
Jenny bahkan menuturkan agar seseorang mempertimbangkan kembali untuk terus bersama pasangan atau tidak kalau perbedaan keduanya memang terlalu jauh.
Baca Juga: Kabar Bahagia, Aurel Hermansyah Umumkan Kehamilan Anak Pertama
"Beri peringkat apa yang benar-benar penting bagi mereka, secara individu, dan juga untuk hubungan tersebut," saran Jenny.
"Jika ada perbedaan besar antara apa yang kamu dan pasangan pikirkan, itu bisa menjadi percakapan yang mungkin sulit," ucapnya.
Pasalnya, seseorang tidak mungkin dapat dengan mudah mengubah pemikiran orang lain.
Jadi, singkirkan harapan bahwa di masa depan pasanganmu bisa saja bersedia punya momongan kalau memang dari awal ia sudah bilang tidak.
Maka dari itu, penting yah untuk mendiskusikan hal ini di awal hubunganmu dengan pasangan yah Kawan Puan.(*)