Parapuan.co - Kita mungkin sering mendengar istilah toxic parents.
Namun, apa sih makna sebenarnya dari toxic parents?
Toxic parents merupakan perilaku salah yang dilakukan orang tua dalam mengasuh anak.
Ini sering terjadi ketika kamu memaksakan kehendak, tidak memberikan anak privasi, bahkan memberikan hukuman saat anak melakukan kesalahan.
Tak hanya itu, toxic parents juga sering memaksakan masa depan sang anak.
Apakah Kawan Puan pernah memaksakan kehendak anak?
Hati-hati, jika ya, memaksakan masa depan anak menunjukan jika kamu adalah orang tua yang toxic.
Baca Juga: Tetap Utamakan ASI, Ini Waktu yang Tepat Beri Susu Formula pada Anak
Melansir dari Scarymommy.com, orang tua yang toxic juga memaksa anak untuk mengikuti jejakmu atau bahkan mewujudkan kariermu yang belum terwujud.
Atau bahkan orang tua memaksakan masa depan anaknya untuk bekerja di perusahaan tertentu, mendapatkan jabatan yang tinggi, bahkan menentukan pasangan anaknya dimasa depan.
Lebih dari itu, orang tua yang toxic akan menuntut kebahagiaan untuk dirinya dari sang anak.
Mereka akan mengharapkan anaknya dapat memenuhi impian para orang tua dan melakukan hal yang membuatnya bahagia.
Padahal anak juga memiliki kebahagiaannya sendiri.
Orang tua jenis ini sering melupakan perasaan anak mereka.
Ini terjadi karena orang tua memiliki pandangan bahwa sang anak telah berhutang budi dan mereka harus membalasnya.
Keadaan ini sama saja dengan memanipulasi kebahagiaan anak.
Orang tua sering mengatakan jika dirinya melakukan hal tersebut untuk masa depan dan kebahagian sang anak.
Baca Juga: Anak Tantrum di Tempat Umum? Tenangkan Diri, Begini Cara Menghadapinya
Nyatanya, ini dilakukan dengan tujuan untuk meraih kebahagiaan bagi dirinya sendiri.
Memaksakan masa depan anak bukanlah hal yang seharusnya kamu lakukan.
Akan lebih baik jika kamu membiarkan anak menjadi diri mereka sendiri dan menjalani hidup sesuai dengan keinginannya.
Ini bukan berarti kamu tidak memperhatikannya. Kamu hanya perlu mengawasinya saja.
Beri nasehat padanya jika anak melakukan kesalahan dan jadikan kesalahan sebagai pembelajaran untuk mereka di masa depan.(*)