Bekerja dengan Waktu yang Panjang Beresiko Menyebabkan Kematian

Vregina Voneria Palis - Selasa, 18 Mei 2021
Ilustrasi perempuan yang sedang bekerja
Ilustrasi perempuan yang sedang bekerja Photo by Avel Chuklanov on Unsplash

“Bekerja dari jarak jauh (work from home) yang diberlakukan beberapa perusahaan, seringkali membuat pekerjanya kesulitan membagi waktu kerja dan beristirahat. Selain itu, banyak bisnis yang terpaksa mengurangi atau memecat karyawannya untuk menghemat biaya, sehingga karyawan yang masih bekerja harus kerja ekstra keras dan lebih lama, memenuhi kebutuhan perusahaan,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jederal WHO.

Menurutnya pemerintah serta perusahaan harus melindungi para pekerja agar terhindar dari berbagai penyakit mematikan ini.

“Tidak ada pekerjaan yang sebanding dengan risiko penyakit stoke dan jantung. Pemerintah, pengusaha, dan pekerja perlu bekerja sama untuk menyepakati batasan (jam kerja) demi melindungi kesehatan pekerja,” tambahnya.

Masih dari hasil laporan yang sama, tingginya angka kematian karena bekerja terlalu lama ini diakibatkan kurangnya kegiatan fisik yang dilakukan selama bekerja.

Baca Juga: Tak Bisa Disepelekan, Ini 7 Pelajaran Kepemimpinan dari Para Perempuan

Adapun orang-orang yang berisiko tinggi terhadap kematian karena lamanya jam kerja adalah mereka yang telah memasuki ‘usia menengah’ atau middle age.

Sekedar informasi, melansir dari Collinsdictionary, orang-orang yang tergolong dalam usia menengah adalah mereka yang telah memasuki usia 40-60 tahun.

Namun demikian, bukan berarti kamu yang tergolong masih muda terhindar dari risiko kematian ini lo, Kawan Puan.

"Bekerja 55 jam atau lebih per minggu menimbulkan bahaya kesehatan yang serius,” kata Maria Neira, direktur departemen lingkungan, perubahan iklim dan kesehatan WHO.

“Sudah saatnya kita semua, pemerintah, pengusaha, dan karyawan menyadari fakta bahwa jam kerja yang panjang dapat menyebabkan kematian dini.” Tambahnya. (*)

Sumber: Huff Post
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Implementrasi Kurang Efektif, Wapres Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihapus