Parapuan.co - Toxic parents merupakan kesalahan pola asuh yang dilakukan orang tua pada anaknya.
Kesalahan ini sering dilakukan orang tua bahkan tanpa mereka sadari.
Bentuk toxic parents bermacam seperti mengekang anak, tidak memberikan privasi, menuntut masa depan, bahkan orang tua yang toxic sering memanipulasi kesalahan anak untuk mendapatkan apa yang orang tua inginkan.
Tak hanya itu, orang tua yang toxic bahkan menginginkan hal buruk terjadi pada anaknya.
Baca Juga: Ajari Anak Menulis Buku Harian, Ada Manfaat Tak Terduga untuk Kesehatan Mentalnya
Melansir dari Scarymommy.com, ini sering terjadi pada anak yang mengalami usia peralihan.
Anak-anak remaja yang sedang dalam masa peralihan sering mengalami keadaan ini.
Mereka sedang mencari jati dirinya dengan memperluas pergaulan.
Tak jarang jika mereka sering pergi menghabiskan waktu bersama teman di luar rumah.
Mungkin orang tua juga akan merasa lelah untuk terus mengingatkan sang anak.
Terlebih jika anak melakukan pemberontakan seperti membangkang.
Meski begitu, bukan berarti sebagai orang tua kamu mengharapkan hal buruk terjadi pada anak.
Bayangkan saja jika hal buruk yang kamu harapkan benar-benar terjadi.
Kamu dan pasanagan juga akan disibukan dengan hal ini.
Sikap ini sangat menunjukan bahwa dirimu adalah orang tua yang toxic.
Tak hanya mengharapkan hal buruk terjadi, orang tua toxic juga sering menyalahkan sang anak saat membuat kesalahan.
Baca Juga: Tips Psikolog: Percaya Pada Anak Saat Ia Melakukan Tugas Domestik
Bahkan setelah sang anal berusahan memperbaiki, orang tua yang toxic akan terus-menerus mengingkit kesalahan yang pernah dilakukannya.
Terus-menerus mengunhkit kesalahan yang telah dilakukan anak birisiko membawa pengaruh buruk pada dirinya.
Mereka akan hidup didalam kesalahan yang pernah mereka perbuat.
Meski telah mencoba memperbaiki, namun mereka tetap merasa hal tersebut selalu salah dimata orang tuanya.
Ini menyebabkan anak menyembunyikan kebenaran yang terjadi.
Melansir dari Kompas.com, toxic parents yang dialami oleh anak dapat mempengaruhi kehidupan mereka di masa depan.
"Cukup banyak anak korban toxic parents yang mengalami depresi hingga usia dewasa," menurut Anna Surti Ariani, psikolog anak dan keluarga.
Untuk mengahadapi toxic parents anak perlu mempunyai keberanian untuk berkata tidak.
Anak yang mulai tumbuh dewasa bisa menentukan mana hal yang baik dan buruk bagi dirinya.
Baca Juga: Ini yang Dilakukan Para Ibu Membiasakan Anak Mengerjakan Tugas Domestik, Yuk Ditiru!
Begitu juga keputusan yang akan mereka buat.
"Kita harus memilih yang mana yang bisa dilakukan untuk menyenangkan hati orangtua dan mana yang tidak perlu," ucap Anna.
Untuk mengatakan tidak, anak perlu melakukannya secara sopan dan mengharagai.
Bukan dengan penolakan yang dapat memicu pertengkaran antara anak dan orang tua.
(*)