Adiknya Dikecam Israel Usai Ikut Demo Palestina, Gigi Hadid Buka Suara

Parapuan.co - Jelena Noura Hadid atau dikenal Gigi Hadid baru-baru ini menjadi sorotan.

Pasaalnya ia ikut menanggapi cuitan Israel di akun Twitter resminya.

Israel diketahui mengecam aksi Bella Hadid yang berunjuk rasa membela Palestina.

Dalam twitternya Israel mengatakan "Ketika selebriti seperti @BellaHadid menganjurkan untuk membuang orang Yahudi ke laut, mereka menganjurkan penghapusan Negara Yahudi."

When celebrities like @BellaHadid advocate for throwing Jews into the sea, they are advocating for the elimination of the Jewish State.

This shouldn't be an Israeli-Palestinian issue. This should be a human issue.

Shame on you.#IsraelUnderAttack pic.twitter.com/PJQHT90cNy

— Israel ישראל (@Israel) May 16, 2021

Baca juga: Tak Hanya Muncul di Drama Vincenzo, Perusahaan Ini Juga Berpartisipasi Sukseskan Vaksinasi Gotong Royong

Hal tersebut ikut mengundang respon dari sang kakak kandung Bella Hadid, Gigi Hadid.

Ibu satu anak ini menyangkal cuitan yang ditulis oleh Israel mengenai adiknya yang mengatakan membuang orang Yahudi ke laut.

Melalui unggahan Instagram Storiesnya, ia menanggapi dengan membagikan ulang unggahan dari akun vinarfuso.

"Penting, orang-orang yang berbaris (terutama di eropa) meneriakkan 'Bunuh Yahudi' bukan kami. Orang-orang ini adalah binatang dan tidak mewakili perjuangan Palestina," tulis unggahan yang dibagikan kembali oleh Gigi Hadid, dikutip Selasa (18/5/2021).

"Termasuk kata 'dari sungai ke laut', bukan tentang menghapus Israel dan Yahudi. Itu adalah kesetaraan koeksistensi damai," tambah Gigi Hadid di Instagram Storiesnya.

Baca juga: 9 Tips Gaya Fashion untuk Si Tubuh Kurus agar Terlihat Lebih Berisi

Seperti diketahui, cuitan Israel di akun Twitter resminya merupakan respon dari aksi demonstrasi yang dilakukan model terkenal Bella Hadid.

Sekedar informasi, mengutip dari KBBI, koeksistensi merupakan keadaan hidup berdampingan secara damai. Teori ini telah dikembangkan dan diterapkan oleh Uni Soviet sejak Perang Dingin dalam konteks kebijakan luar negeri Marxis–Leninis. Koeksistensi banyak diadopsi oleh "negara sosialis" yang dipengaruhi Soviet sehingga mereka dapat eksis secara damai bersama kelompok kapitalis. (*)