2) SI KORBAN
Mereka yang memiliki gaya percintaan seperti ini tumbuh besar dengan orangtua yang kasar, pemarah, dan suka melakukan kekerasan.
Pengalaman cara orangtua memperlakukan mereka, akhirnya membuat mereka ragu untuk percaya cinta.
Karena ketika orang tua kita bertindak untuk mengontrol dan terlalu melindungi kita, itu menumbuhkan perasaan malu, keraguan diri dan ketidakberdayaan yang banyak dari kita akan berjuang untuk mengatasinya bahkan ketika beranjak dewasa.
Tak heran, jika mereka yang mengadopsi gaya percintaan ini, kerap gagal dan sering menjadi korban dalam menjalin hubungan.
Si korban sering menjadi pihak yang diselingkuhi, disakiti, dan dizalimi dalam hubungan percintaan.
Baca juga: Cinta Bukan Luka, Ini Jenis Tindakan Kekerasan dalam Relasi Pacaran
3) SI PEMBUAT BAHAGIA ORANG
Biasanya, mereka yang menggunakan gaya percintaan ini, kerap ditekan oleh orangtua.
Orangtua yang membesarkan anak dengan gaya percintaan ini memiliki kebutuhan emosional yang cenderung untuk menyenangkan orang lain juga.
Mereka yang menganut gaya percintaan ini rela melakukan apa saja yang diminta oleh pasangan mereka.