Alami Obesitas Saat Masa Kehamilan, Bagaimana Risikonya?

Ericha Fernanda - Sabtu, 22 Mei 2021
Ilustrasi obesitas.
Ilustrasi obesitas. freepik.com

Bagaimana obesitas memengaruhi kehamilan

Melansir dari Verywell Family, masalah pertama yang mungkin dihadapi seseorang dengan berat badan berlebih atau obesitas adalah kesulitan hamil.

Antara 38-88% orang dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

PCOS adalah salah satu penyebab infertilitas yang paling umum.

Selain itu, obesitas dikaitkan dengan gangguan reproduksi seperti anovulasi (kurangnya ovulasi), gangguan menstruasi, dan kesulitan reproduksi bantuan. 

Begitu hamil, ada potensi komplikasi lain termasuk peningkatan risiko seperti:

  • cacat lahir tertentu seperti cacat tabung saraf
  • keguguran
  • diabetes gestasional
  • apnea tidur
  • preeklamsia
  • makrosomia (janin yang lebih besar dari biasanya)
  • kelahiran prematur
  • kelahiran mati
  • infeksi pada kantung ketuban (chorioamnionitis)
  • persalinan dengan operasi caesar

Baca Juga: Ibu Hamil Perlu Tahu, Ternyata Begini Urutan Gejala Kehamilan!

Pertambahan berat badan selama kehamilan

Meskipun Kawan Puan memulai kehamilan dengan kelebihan berat badan, namun penting untuk menambah berat badan saat hamil.

Hal ini menunjukkan bahwa ada perkembangan dari janin di dalam perut. Jika berat badan ibu tidak bertambah, maka dikhawatirkan kondisi janin tidak baik-baik saja.

Seseorang dengan obesitas perlu menambah berat badan lebih sedikit untuk kehamilan yang sehat, tetapi penambahan berat badan tetap dianjurkan.

Untuk orang yang kelebihan berat badan, disarankan untuk menambah berat badan sebanyak 6 sampai 11 kg.

Bagi mereka yang hamil anak kembar, target kenaikan berat badan ini meningkat menjadi total 14 hingga 23 kg.

Namun ukuran ini tetap harus didiskusikan dengan dokter kandungan Kawan Puan, karena menyesuaikan dengan kondisi kehamilan kamu.



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru