Parapuan.co - Kehamilan merupakan anugerah bagi setiap perempuan. Tak jarang perempuan masih diberi kesempatan untuk mengandung, bahkan di usia 40-an.
Meskipun peluang kesuburan perempuan semakin menurun di usia tersebut, tak menutup kemungkinan untuk terjadinya pembuahan dan kehamilan.
Semua perempuan di segala usia memiliki risiko dan masalahnya sendiri selama kehamilan, namun yang terpenting adalah menjaga kehamilan senantiasa sehat.
Baca Juga: Penting! Begini Caranya Menjaga Kesehatan Mental Ibu Selama Masa Kehamilan
Tak menampik jika pendapat di masyarakat mempengaruhi perspektif kita bahwa hamil di usia 40-an berisiko tinggi.
Biasanya, itu dikategorikan ke dalam perempuan yang memasuki masa awal menopause.
Faktanya, seseorang memiliki situasi sistem reproduksi yang berbeda-beda.
Selain itu, gaya hidup, pola makan, dan aktivitas keseharian juga berpengaruh bagi kesehatan reproduksinya.
Hamil di usia 40-an
Melansir Verywell Family, salah satu fokus terbesar kehamilan di usia 40-an adalah kesuburan.
Pastinya, ada perempuan yang tidak memiliki masalah hamil hingga usia 40-an.
Meskipun secara statistik, kita cenderung tidak hamil dan lebih mungkin membutuhkan bantuan perawatan kesuburan saat mencoba untuk hamil.
Peluang kita untuk hamil dalam satu tahun tanpa bantuan kesuburan di usia akhir 30-an adalah sekitar 60%.
Ini setara dengan 13,2% kemungkinan kehamilan dalam satu siklus untuk perempuan usia 38 hingga 39 tahun dan 6,6% untuk mereka yang berusia hingga 44 tahun.
Angka itu sekitar 50% di usia awal 40-an dan turun menjadi 1% atau 2% pada saat kita berusia 43 tahun.
Perawatan Kesuburan
Perawatan kesuburan memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda.
Ini bisa berarti apa saja mulai dari hamil saat minum obat oral dan melakukan hubungan intim secara teratur, hingga mencoba hamil dengan fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung.
Sekitar sepertiga perempuan di atas 35 tahun akan mendapatkan bantuan dari dokter spesialis kesuburan, dan jumlah itu meningkat seiring bertambahnya usia.
Penting untuk diperhatikan bahwa usia pasangan memang memengaruhi kesehatan kehamilan kita.
Satu hal yang menarik adalah pasokan dan kualitas sel telur seorang perempuan.
Ada beberapa tes yang bisa dilakukan dokter yang dapat memperkirakan seberapa baik sel telur kita bertahan, dan ini akan menjadi bagian dari tes kesuburan kita.
Secara umum, setelah usia 35 tahun, jika belum hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan seksual yang tepat waktu tanpa kontrasepsi, kita harus mencari bantuan dari dokter spesialis kesuburan.
Baca Juga: Ibu Hamil Perlu Tahu, Ternyata Begini Urutan Gejala Kehamilan!
Perubahan Fisik Selama Kehamilan
Kehamilan pasti mengubah tubuh kita.
Kehamilan di usia 40-an seringkali lebih menantang secara fisik daripada di usia 20-an atau 30-an.
Salah satu risiko terbesar bagi kenyamanan kita dengan kehamilan paruh baya adalah tingkat kebugaran tubuh secara keseluruhan.
Seseorang yang sangat aktif dan hanya mengalami sedikit rasa sakit dan nyeri setiap hari, secara umum, lebih cenderung memiliki perjalanan yang cukup normal dengan gejala fisik yang berhubungan dengan kehamilan.
Kabar baiknya adalah jika kita sudah berolahraga, biasanya tidak ada alasan untuk berhenti.
Kelas senam prenatal dapat membantu kita mendapatkan kehamilan yang aman dan mudah.
Dokter atau bidan biasanya memberi tahu kita tentang perubahan apa yang perlu dilakukan pada latihan kehamilan yang terjadwal.
Ingatlah bahwa bergerak adalah salah satu cara untuk meredakan stres dan ketegangan kehamilan di tubuh kita.
Meskipun baru berolahraga, kita masih bisa memetik manfaatnya.
Berenang, berjalan kaki, dan yoga adalah tiga hal yang direkomendasikan oleh banyak praktisi kepada perempuan yang jarang berolahraga sebelum kehamilan atau untuk perempuan yang mengalami kemunduran dalam jadwal latihan.
Baca Juga: Paparan Bahan Kimia Selama Kehamilan Tingkatkan Risiko Depresi Pascapersalinan