Parapuan.co - Solo traveling atau jalan-jalan seorang diri ke suatu destinasi wisata mungkin tak diminati oleh banyak orang.
Sebetulnya tak heran karena solo traveling memang identik dengan rasa sepi dan kesendirian, sebab tidak ada teman traveling untuk diajak berbagi selama perjalanan.
Padahal, berwisata seorang diri bisa terasa lebih menyenangkan dan seru dibanding berwisata dengan teman, pasangan, maupun keluarga.
Ini lantaran kita bisa bebas sepenuhnya mau jalan ke mana dan berangkat kapan, makan apa dan di mana, serta mau menginap di penginapan seperti apa.
Baca Juga: Anti Ragu Solo Traveling, Berikut 7 Tips Aman yang Bisa Kamu Terapkan
Tak hanya bebas, solo traveling juga rasanya lebih mendebarkan karena kita betul-betul sendirian.
Perasaan berdebar ini dapat memunculkan rasa antusias pada diri kita, sehingga membuat solo traveling terasa seperti sebuah petualangan yang seru dan mengasyikkan.
Kira-kira, apa saja alasan yang mendorong seseorang memutuskan untuk melakukan solo traveling, ya?
Simak penjelasan berikut, dilansir dari situs Worldnomads.com.
Kembali menemukan jati diri
Meski banyak orang beranggapan bahwa istilah menemukan jati diri hanyalah untuk remaja yang baru puber, namun ini tidak sepenuhnya benar.
Di saat sudah berumur dewasa seperti sekarang, kita terkadang dapat merasa kehilangan jati diri gara-gara kesibukan kerja dan tugas rumah tangga yang tiada henti.
Kesibukan seperti itu bisa sangat memakan waktu, pikiran, dan tenaga, sampai-sampai kita jadi tak punya me time.
Akibatnya, kita merasa seakan kehilangan jati diri.
Baca Juga: Suka Traveling? 5 Profesi Ini Cocok untuk Kamu yang Suka Bepergian!
Kita seolah jadi tak mengenal lagi siapa diri kita yang sebenarnya dan apa yang membuat diri kita betul-betul bahagia.
Nah, salah satu cara untuk kembali menemukan jati diri kita adalah dengan melakukan solo traveling.
Solo traveling memungkinkan kita untuk menjauh dari segala kesibukan selama beberapa saat sehingga kita bisa fokus total terhadap diri kita.
Dengan demikian, kita jadi dapat menemukan kembali jati diri kita.
Betul-betul bebas
Ini sungguh daya tarik solo traveling yang sulit diabaikan.
Dengan solo traveling, kita bisa bebas mau mengunjungi tempat apa saja dan dengan menggunakan transportasi apa tanpa harus berunding dengan teman, pasangan, atau keluarga.
Kita juga bebas mau bangun atau tidur jam berapa ketika menginap di penginapan.
Kita pun tidak perlu takut dimarahi oleh pasangan atau keluarga jika kita kembali ke penginapan sangat larut, sebab mereka tidak ada di penginapan itu.
Baca Juga: 4 Tempat Wisata di Bogor yang Pas Dikunjungi dengan Keluarga di Akhir Pekan
Bisa lebih mengenal warga lokal
Ketika kita sedang berkunjung ke suatu lokasi wisata seorang diri, besar kemungkinan ada warga lokal yang akan mengajak kita mengobrol.
Mereka biasanya merasa penasaran dengan turis yang berasal dari luar daerah mereka, sehingga mengajak kita berkenalan dan berbincang-bincang.
Selain itu, berhubung selama solo traveling kita benar-benar sendirian, kita jadi cenderung mengobrol dengan warga lokal yang kita temui untuk mengusir sepi.
Menjawab keingintahuan
Terkadang kita merasa penasaran soal destinasi wisata tertentu atau makanan tradisional tertentu.
Dengan solo traveling, kita jadi dapat memuaskan rasa keingintahuan terhadap destinasi maupun makanan tersebut.
Saat berhasil mengunjungi suatu destinasi yang dari dulu membuat kita penasaran, maka rasa keingintahuan akan terpuaskan.
Kita akhirnya tahu wujud destinasi wisata tersebut yang sesungguhnya dan bahkan dapat mengabadikannya dalam foto.
Ketika kita mencicipi makanan khas daerah yang juga membuat penasaran dari dulu, kita akan merasa puas dan senang karena akhirnya bisa merasakan makanan itu.
Baca Juga: Ini 3 Tempat Wisata dan Kuliner di Banyuwangi yang Wajib Dikunjungi
Meningkatkan rasa percaya diri
Jika kita pergi liburan dengan teman atau pasangan, kita biasanya berbagi tugas agar liburan berjalan lancar.
Misalnya, kita yang mengurus tiket sementara teman atau pasangan yang memesan penginapan.
Namun saat kita solo traveling, semua hal itu kita urus sendiri, mulai dari akomodasi, transportasi, hingga konsumsi.
Kita tidak bisa bergantung pada teman atau pasangan untuk melakukan hal-hal itu karena mereka tidak ikut berwisata bersama kita.
Meski dapat merasa kewalahan saat awal-awal solo traveling, namun lama-kelamaan kita jadi terbiasa.
Selain itu, karena kita mampu mengurus akomodasi, transportasi, dan konsumsi seorang diri selama solo traveling, kita jadi merasa semakin percaya diri dengan kemampuan kita.
Bagaimana, Kawan Puan tertarik tidak dengan solo traveling? (*)