Parapuan.co - Kawan Puan, perlu kamu tahu bahwa kanker ovarium merupakan penyakit yang bisa mengancam seluruh perempuan di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, kanker ovarium merupakan kanker nomor 3 yang dialami oleh perempuan dari segi insiden dan angka kematian, serta penyebab kematian nomor 8 akibat kanker pada perempuan di seluruh dunia.
Di sisi lain, minimnya informasi dan pengetahuan perempuan mengenai kanker ovarium, dibandingkan kanker payudara ataupun kanker serviks yang termasuk kanker pada perempuan, menjadi salah satu penghambat upaya pencegahan dan pendeteksian dini.
Baca Juga: Kesepian Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Kematian Dini, 2 Kali Lebih Tinggi dari Obesitas
Dalam acara Virtual Briefing Kampanye 10 Jari–Deteksi Dini Faktor Risiko dan Gejala Kanker Ovarium, Ketua Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI), Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K) turut menyatakan pendapatnya.
“Setiap perempuan perlu mewaspadai ancaman kanker ovarium dengan mengenal faktor risiko dan deteksi dini kanker ovarium.
Gejala kanker ovarium sering kali disalahartikan dengan gejala penyakit lain, sehingga sering luput dari perhatian dan baru ditemukan ketika telah mencapai stadium lanjut," ucapnya.
Profesor Andrijono pun menambahkan, jika dideteksi lebih awal, maka kanker ovarium sebenarnya dapat ditangani.
Tapi faktanya hanya sekitar 20 persen kasus kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal. Lainnya ditemukan dalam stadium menengah hingga lanjut.
Beruntungnya pada pasien stadium awal ini akan dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis.
Dan jika tidak menjalani deteksi dini, maka harapan hidup pun turut memburuk.
Oleh sebab itu, untuk menjawab tantangan yang ada, AstraZeneca, HOGI, dan Indonesian Cancer Information & Support System (CISC) meluncurkan Kampanye 10 Jari untuk mengenal faktor risiko dan deteksi dini kanker ovarium.