Perempuan Sering jadi Korban Mansplaining, Atasi dengan Cara Ini

Arintha Widya - Selasa, 1 Juni 2021
Cara mengatasi mansplaining
Cara mengatasi mansplaining cofotoisme

Parapuan.co - Istilah mansplaining dikenalkan oleh Rebecca Sulnit dalam sebuah esai, kemudian dicantumkan dalam kamus Merriam-Webster.

Mansplaining dianggap sebagai sikap merendahkan, dengan asumsi bahwa seseorang lebih berpengetahuan dibandingkan lawan bicaranya.

Di dunia kerja, biasanya sikap mansplaining dilakukan oleh laki-laki kepada perempuan.

Sikap semacam itu disinyalir punya dampak buruk terhadap kaum perempuan di dunia kerja.

Baca Juga: Bangkitkan Kesadaran Saling Dukung Sesama Perempuan, Ini yang Bisa Dilakukan Pemimpin

Kaum perempuan bisa merasa diremehkan, terpinggirkan, bahkan perkembangan kariernya bisa terhambat.

Kalau sudah begitu, bagaimana cara mengatasinya supaya perempuan tidak menjadi korban mansplaining?

Simak dua strategi sebagaimana melansir dari Forbes berikut ini:

Mendidik karyawan dengan konsep keberagaman

Perusahaan akan selalu memiliki karyawan laki-laki dan perempuan.

Di situlah perusahaan juga perlu memahami kebutuhan karyawannya masing-masing, dan tidak membeda-bedakan gender mereka.

Oleh karenanya, perusahaan bisa mengadakan program rutin tentang keberagaman.

Bila perlu, adakan pula pelatihan seputar mansplaining kepada karyawan laki-laki.

Baca Juga: Mencari Kerja Bukan Perjuangan yang Mudah, Kamu Bisa Terapkan Tips Ini

Hal itu dilakukan supaya karyawan laki-laki sadar apabila mereka berpikir bahwa perempuan berada tidak lebih unggul dibandingkan mereka.

Pasalnya, terkadang kaum laki-laki tidak menyadari sikap dan pemikiran mereka tentang mansplaining.

Sebagian besar juga menganggap bahwa sikap semacam itu adalah biasanya dan tidak berdampak apa-apa.

Jika mereka paham sikapnya tidak tepat, kemungkinan adanya mansplaining di dunia kerja bisa berkurang.

Sedikit bicara, lebih banyak mendengarkan

Strategi lain yang dapat mengurangi perilaku mansplaining adalah belajar untuk lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.

Mendengarkan lebih banyak dari orang yang diajak bicara akan membuat seseorang semakin mengenal dan tahu pengetahuan dan kecerdasan orang lain.

Dengan begitu, asumsi bahwa lawan bicara punya pengetahuan yang lebih rendah dapat dikurangi, atau bahkan dihilangkan.

Salah satu cara mempraktikkan latihan mendengarkan dan sedikit bicara ini misalnya ketika berada di tengah percakapan atau rapat.

Baca Juga: 4 Kesenjangan Gender yang Dialami Perempuan dalam Dunia Kerja

Seseorang sebaiknya tidak berbicara, berpendapat, atau memberikan saran apabila tidak diminta atau ditanya secara khusus.

Latihan mendengarkan dan sedikit bicara ini tidak hanya untuk mengurangi mansplaining, tetapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan secara umum.

Tak hanya bagi kaum laki-laki, tetapi perempuan dan siapa saja supaya tidak bersikap merendahkan pengetahuan seseorang tanpa mengenalnya lebih jauh.

Demikian tadi dua strategi mengatasi mansplaining di dunia kerja.

Semoga saja, Kawan Puan tidak menjadi korban mansplaining di tempat kerja, ya. (*)

Sumber: Forbes
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja