Parapuan.co - Sinetron Suara Hati Istri 'Zahra' yang tayang di Indosiar mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Acara televisi yang sudah tayang 8 episode tersebut, dinilai tidak pantas mempekerjakan artis berusia 15 tahun yang bernama Lea Ciarachel untuk memainkan adegan dewasa.
Dalam sinetron tersebut, Lea yang berperan sebagai Zahra merupakan istri ketiga dari Pak Tirta.
Merespon hal tersebut, pihak KPI sudah bertemu dengan pihak Indosiar.
Baca juga: Benarkah Sinetron Suara Hati Istri Melanggar Hak Anak? Ini Jawaban Kemenpppa
Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Mulyo Hadi Purnomo juga mengatakan bahwa Indosiar akan mengganti pemeran Zahra.
"Indosiar menerima semua masukan dan akan segera mengganti pemeran dalam 3 episode mendatang pada sinetron tersebut," kata Mulyo dilansir dari Kompas.com, Rabu (2/6/2021).
Pihak Indosiar juga berjanji akan menggunakan pemain berusia diatas 18 tahun untuk memerankan tokoh yang sudah menikah.
"Terkait usia pemeran, selanjutnya akan menjadi acuan Indosiar ke depan untuk selalu mengingatkan PH agar memakai pemeran-pemeran usia di atas 18 tahun untuk peran yang sudah menikah," tambah Mulyo.
Ternyata banyak pihak yang tidak puas dengan respon pihak KPI yang hanya mengganti pemeran.
Pasalnya keputusan KPI Pusat dirasa tidak adil buat Lea Ciarachel mengingat ia adalah korban dari pihak-pihak yang memilih atau memintanya memerankan istri ketiga.
Baca juga: Tak Cukup Ganti Pemeran, Petisi Ini Juga Minta Hentikan Sinetron Suara Hati Istri
Diketahui anak di bawah umur tidak diperbolehkan tanda tangan kontrak sendiri.
"Harusnya stop penayanyan dong, masa cuma ganti pemeran," kesal netizen di kolom komentar akun Instagram KPI Pusat.
"Gimana? Hanya ganti aktris minor di 3 episode mendatang? Lalu bagaimana alur cerita sinetron ini? Banyak mengandung unsur pedofilia, melanggengkan nikah paksa dan pernikahan dini, abusif, dsb. Kok bisa konten ceritanya tidak disorot?," respon salah satu netizen.
Selain menyoal pemeran Zahra yang berusia dibawah umur, berikut deretan kontroversi sinetron Suara Hati Istri yang dirangkum oleh parapuan.co :
1) Dinilai promosikan pernikahan anak.
Banyak berbagai pihak yang mengkritik sinetron Suara Hati Istri diantaranya ialah Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (KOMPAKS), sutradara Ernest Prakasa, Zaskya Adya Mecca, hingga beberapa selebriti lainnya.
KOMPAKS menilai sinetron tersebut mempertontonkan jalan cerita, karakter, dan adegan yang mendukung praktik pernikahan anak.
Selain KOMPAKS, pihak KemenPPA juga angkat bicara dan mengecam tayangan tersebut.
"Hal ini dianggap mempromosikan kekerasan psikis dan seksual terhadap anak dan bertentangan dengan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Pasal 76C," ujar pihak KemenPPA.
Baca juga: Dinilai Normalisasi Perkawinan Anak, KOMPAKS Kecam Sinetron Suara Hati Istri di Indosiar
2) Mencari keuntungan dengan menjual cerita dari isu pernikahan anak.
Menurut KOMPAKS, sinetron tesebut terkesan mendukung bahkan meraih keuntungan dengan menjual cerita romantisasi pernikahan anak.
“Sungguh miris ketika sebuah sinetron yang ditayangkan melalui saluran televisi nasional telah mendukung, melanggengkan, dan bahkan mendapatkan keuntungan (monetisasi) dari isu perkawinan anak alih-alih melakukan hal-hal yang dapat berkontribusi pada penghapusan kekerasan berbasis gender yang satu ini,” tulis Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (Kompaks) dalam keterangannya, Rabu.
Pihak KOMPAKS juga meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menghentikan tayangan sinetron tersebut.
"Komisi Penyiaran Indonesia untuk menghentikan sementara tayangan tersebut dan memberikan sanksi berat pada rumah produksi Mega Kreasi Films dan jaringan penyiar Indosiar yang memproduksi dan menayangkannya," tulis Kompaks dalam keterangan Press Releasenya, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: Tak Cukup Ganti Pemeran, Petisi Ini Juga Minta Hentikan Sinetron Suara Hati Istri
3) Dinilai mendukung pedofilia
Polemik mengenai sinetron Suara Hati Istri ternyata juga ramai di jagat raya Twitter.
Beberapa pengguna Twitter menilai sinetron yang tayang di Indosiar tersebut telah menormalisasi sikap pedofilia pada laki-laki.
Banyak yang membahas karakter Pak Tirta (39 tahun) dalam sinetron tersebut yang menyukai Zahra (15 tahun)
Karena hal tersebut, sinetron Suara Hati Istri dituding promosikan pedofilia. (*)