Tak hanya perbedaan sifat dan kebiasaan, adanya ekspektasi dari masing-masing pihak juga dapat memicu timbulnya konflik antara mertua dan menantu.
"Terkadang mertua kan punya kriteria tertentu, ya. Sebenarnya dua-duanya sih, termasuk menantu juga, sudah punya asumi atau persepsi, inginnya punya anak atau mertua yang seperti apa. Nah, keinginan yang berbeda-beda itu yang biasanya bisa membuat ribut antara mertua dan menantu," jelas Psikolog Ajeng Raviando, dalam wawancara ekslusif yang dilakukan Teman Bumil pada Senin (24/5).
Oleh sebab itu, menurut Ajeng masa orientasi selama pacaran atau sebelum menikah juga bisa menjadi bekal penting untuk menjalin relasi yang harmonis dengan mertua.
Selain itu, penting untuk diingat bahwa bagaimanapun juga, seorang menantu adalah 'new comer' dalam keluarga pasangan yang memang sebelumnya sudah memiliki kebiasaan tersendiri.
Maka dari itu, kunci penting keharmonisan seorang menantu dan mertua adalah kesediaan menantu untuk bisa membuka mata, memperhatikan, dan mengobservasi kebiasaan-kebiasaan tersebut.
"Kan ya namanya orang baru, ya harusnya kan sebagai menantu yang berusaha untuk lebih mengenal, lebih memahami, kira-kira aturannya seperti ini. Ya pasti memang belum paham, tapi perlu menyesuaikan diri si Pendatang baru ini, bukan yang sudah terbiasa dengan tradisi lama atau dalam hal ini mertuanya," tambah Ajeng.
Baca Juga: Belajar Hubungan Romantis Modern dari Film Sweet & Sour di Netflix
Ya, meski sempat disebutkan sebelumnya bahwa lebih dari setengah responden survei sempat merasa kesulitan menjalin hubungan baik dengan mertua pada awalnya, 8 dari 10 responden ternyata juga berhasil memiliki hubungan yang baik dengan mertua mereka.
Selain karena keterbukaan Kawan Puan untuk memahami sifat dan kebiasaan mertua, faktor lain yang juga cukup dominan dalam menciptakan hubungan yang baik dengan mertua adalah dukungan dan sikap netral dari pasangan.
Keterbukaan pasangan terhadap ibu, terlebih mengenai kehidupan keluarganya, bisa sangat membantu kita dalam memahami sifat dan kebiasaan mertua.
Di samping itu, perlakuan yang menyenangkan dari mertua, seperti membantu kita saat kesulitan, memberikan saran, atau hanya sekadar mendengarkan keluh kesah, juga bisa sangat mendukung terciptanya hubungan yang harmonis dengan mertua.