Hati-Hati, Pekerjaan Buruk Bisa Berdampak pada Keluarga dan Kualitas Hidup

Arintha Widya - Jumat, 4 Juni 2021
Ilustrasi stres akibat tekanan.
Ilustrasi stres akibat tekanan. Business photo created by pressfoto

Parapuan.co - Kawan Puan, salah satu tanda suatu pekerjaan dianggap buruk adalah ketika pekerja tidak bisa mendapatkan work life balance.

Pekerja yang tidak mendapatkan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaannya bukan sebatas merasakan kelelahan saja.

Terkadang, mereka juga bisa merasa tidak berguna, putus asa, hingga kualitas hidup dan hubungan dengan keluarga pun jadi terganggu.

Jika tetap bertahan pada ketiadaan work life balance di tempat kerja, besar kemungkinan individu juga akan mengalami masalah kesehatan.

Itulah mengapa memiliki pekerjaan yang baik diperlukan oleh setiap orang.

Hal tersebut disinggung oleh Connie Zheng, Direktur Centre for Workplace Excellence (CWeX).

Connie Zheng banyak terlibat dalam penelitian yang mengeksplorasi kondisi pekerjaan satu anggota keluarga yang bisa berdampak pada anggota keluarga lainnya.

Baca Juga: Dapatkan Work Life Balance dengan Berbagi Pekerjaan, Seperti Ini Caranya!

"Penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja dapat memengaruhi kesehatan, kualitas hidup, dan partisipasi dalam aktivitas keluarga," tutur Connie Zheng sebagaimana mengutip Canberra Weekly.

Lebih lanjut, efek negatif dari pekerjaan yang buruk dari ketiadaan work life balance bisa saja meluas.

Salah satunya memungkinkan individu memiliki kualitas pernikahan yang buruk dengan tingkat kepuasan hidup lebih rendah.

"Kita dapat memperkirakan bahwa ketidakamanan kerja dan terlalu banyak pekerjaan berbahaya bagi kesejahteraan karyawan," tambah Connie.

"Efeknya meluas dari domain kerja ke domain nonkerja, mempengaruhi hal-hal seperti kesehatan pasangan, kinerja kelas anak-anak, dan pandangan masa depan."

"Serta, penurunan fungsi pernikahan dengan tingkat kepuasan hidup yang umumnya jauh lebih rendah," demikian pungkas Connie Zheng.

Solusi memperbaiki sistem kerja demi terciptanya work life balance

Tak hanya memaparkan dampak dari pekerjaan buruk terhadap work life balance dan kehidupan pekerja secara menyeluruh, Connie Zheng juga menawarkan solusi.

Melihat potensi efek berkelanjutan dari situasi kerja yang sulit, ia menyarankan agar industri proaktif membantu para karyawannya.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan rasa aman kepada karyawan melalui perencanaan strategis.

Misalnya dengan menyediakan fasilitas tertentu bagi karyawan untuk mengantisipasi PHK atau semacamnya.

Baca Juga: Kena PHK di Masa Pandemi? Hindari 5 Kesalahan Ini Usai Diberhentikan

"Secara khusus, jika ancaman kehilangan pekerjaan tinggi, penting untuk mengambil tindakan untuk melindungi kesejahteraan karyawan," ujar Connie.

"Caranya dengan memberikan lebih banyak waktu tunggu bagi karyawan untuk pelatihan ulang, dan memungkinkan mereka mencari pekerjaan baru."

Selain itu, cara lain seperti memberikan waktu kerja yang lebih fleksibel juga dinilai dapat memperbaiki hajat hidup karyawan dan mewujudkan work life balance.

"Ini tidak hanya mengurangi stres bagi pekerja dan keluarga mereka, tetapi perusahaan juga dapat mempekerjakan kembali karyawannya dengan gaji penuh," kata Connie.

Ini dikarenakan karyawan yang merasa nyaman bekerja lebih punya produktivitas yang baik.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja