Psikolog Klinis, Reynitta Poerwito, Bach. of Psych., M. Psi, menegaskan bahwa rumah tangga adalah hasil kerja sama antara suami dan istri, bukan istri saja.
"Sudah nggak zaman lagi kalau misalnya ada suami yang memikirkan momong anak itu tugas istri, masak itu tugas istri, beres-beres rumah itu tugas istri.
"Menurut saya pemikiran suami yang seperti itu sudah kuno, nggak sesuai dengan perkembangan zaman," kata Reynitta kepada PARAPUAN.
Ketika membahas mengenai pembagian tugas yang ideal dalam rumah tangga, Reynitta mengatakan pada dasarnya pembagian seperti itu seharusnya tidak ada. Sebab ikatan rumah tangga dibangun dengan komitmen untuk bekerja sama.
"Bekerja sama itu nggak ada kepemilikan. Misal suami mengatakan 'oh aku bantu cuci piring.' Memangnya itu piring siapa? Itu kan pekerjaan rumah, rumah bersama. Jadi istilah membantu itu nggak ada.
Baca Juga: Pentingnya Pembagian Peran Domestik yang Dimulai dari Keluarga
"Jadi ketika suami mengerjakan tugas domestik, itu kan memang rumah bersama. Jadi pertama, hilangkan kata-kata 'bantu-membantu', karena peran suami itu sebenarnya sama dengan istri dalam tugas domestik," tegas Reynitta.
Meski demikian, ia juga mengakui bahwa tak semua suami memiliki pemikiran yang sama. Terlebih bagi para suami yang berpandangan bahwa tugas domestik adalah pekerjaan istri.
Bagaimana solusinya? Menurut Reynitta, para istri juga harus melihat karakter sang suami. Selain itu, penting untuk menjelaskan dan berkomunikasi dengan suami, agar tugas-tugas domestik ini dapat dikerjakan bersama.
"Jadi, menurut saya jika ada istri yang memiliki suami seperti itu, jangan takut untuk menjelaskan. Kita harus buka logikanya dulu, jangan dengan pemahaman yang sudah usang," ujarnya.
(*)
Baca Juga: 7 Aktivitas Saat Pandemi Untuk Mengatasi Rasa Kesepian dan Depresi