Jual Keffiyeh sebagai Fashion Item, Louis Vuitton Dituduh Apropriasi Budaya Palestina

Alessandra Langit - Jumat, 4 Juni 2021
Louis Vuitton
Louis Vuitton Louis Vuitton

Parapuan.co - Keffiyeh atau kufiya adalah kain penutup kepala tradisional Arab yang berasal dari Yaman.

Sekarang Keffiyeh digunakan di seluruh wilayah Timur Tengah, termasuk Palestina.

Baru-baru ini, brand fesyen ternama, Louis Vuitton, sedang menghadapi tuduhan apropriasi budaya atas syal seharga US$705 atau setara Rp10 juta, yang terinspirasi dari keffiyeh Palestina.

Syal tersebut dijual bebas oleh para desainer Louis Vuitton.

Di situs web rumah mode asal Prancis tersebut, Keffiyeh terdaftar sebagai barang yang dijual dengan deskripsi, "Terinspirasi oleh Keffiyeh klasik dan diperkaya dengan desain khas Louis Vuitton."

“Teknik menenun jacquard digunakan untuk membuat pola monogram yang rumit di atas bahan campuran katun, wol, dan sutra. 

“Lembut dan ringan dengan pinggiran berjumbai, aksesori abadi ini menciptakan suasana santai,” lanjut deskripsi produk tersebut.

Baca Juga: Kontrak Bella Hadid dengan Dior disebut Nyaris Putus usai Ikut Aksi Bela Palestina

Melansir dari Independent, banyak netizen yang menuduh Louis Vuitton mengambil keuntungan dari orang-orang yang tertindas, mengingat keadaan politik di Palestina saat ini.

Louis Vuitton juga dituduh tidak dapat mengakui pentingnya jilbab sebagai simbol nasionalisme Palestina.

“Sangat tidak sopan menjual simbol budaya Palestina, Keffiyeh, dengan harga $705, tanpa mengakui bahwa itu milik budaya Palestina,” tulis seseorang di Twitter. 

Seseorang juga menuliskan di Twitter, “Louis Vuitton mengatakan mereka netral secara politik, namun mereka mendapatkan keuntungan dari penjualan syal Keffiyeh seharga $705, yang biasanya dikenakan oleh orang Arab dan simbol nasionalisme Palestina. 

“Apakah ini semacam komentar politik pasif?”

Sumber: Independent
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Jadi Tren Kencan 2024, Ini Tips Sukses Dapat Pasangan di Dating Apps