Jual Keffiyeh sebagai Fashion Item, Louis Vuitton Dituduh Apropriasi Budaya Palestina

Alessandra Langit - Jumat, 4 Juni 2021
Louis Vuitton
Louis Vuitton Louis Vuitton

Kritik juga disampaikan oleh akun Instagram pengawas keadaan sosial dan politik dunia, DietPrada.

Akun tersebut mengunggah serangkaian foto yang membandingkan syal Louis Vuitton dan keffiyeh tradisional.

Akun tersebut menuliskan, “Jadi sikap LVMH terhadap politik adalah 'netral,' tetapi mereka masih mendapat keuntungan sebesar $705 dari keffiyeh, yaitu hiasan kepala tradisional Arab yang menjadi simbol nasionalisme Palestina. Hmm…”

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Diet Prada ™ (@diet_prada)

Unggahan terbaru DietPrada tentang kontroversi tersebut memicu reaksi lebih lanjut di antara pengguna media sosial.

"Louis Vuitton mengatakan 'kami tidak akan mengomentari politik tetapi kami akan memanfaatkannya,'" komentar seorang netizen di Instagram. 

Sementara netizen lain menuliskan, "Mereka kan bisa merancang syal biasa, saya tidak yakin mengapa mereka merasa perlu secara khusus mengambil dari budaya orang lain? 

“Itu bahkan bukan kesalahan atau kebetulan, mereka tahu pasti dari mana asalnya.”

Baca Juga: Bella Hadid Angkat Bicara Usai Aksinya Bela Palestina Dikecam Israel

Sayangnya, ini bukan pertama kalinya kasus apropriasi budaya lewat fesyen terjadi. 

Seperti yang pernah dikatakan Omar Joseph Nasser-Khoury, seorang perancang busana Palestina, kepada The Guardian, penggunaan keffiyeh sebagai barang fesyen sangatlah ekspolitatif dan tidak menghormati budaya lain.

Sampai saat ini pihak Louis Vuitton belum memberikan penjelasan apa pun terkait kasus ini. Netizen berharap pihak Louis Vuitton segera angkat bicara. (*)

Sumber: Independent
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Komitmen untuk Bawa Perubahan, Frederick-Nanang: Sedikit Bicara, Banyak Bekerja