Louis Vuitton says they are politically neutral yet they are getting profits from the sale of this $705 keffiyeh inspired scarf usually worn by the Arabs and a symbol of Palestinian nationalism. And the color, is that some form of passive political commentary? pic.twitter.com/t3EALTVV56
— Ikhwan (@JatIkhwan) June 2, 2021
Kritik juga disampaikan oleh akun Instagram pengawas keadaan sosial dan politik dunia, DietPrada.
Akun tersebut mengunggah serangkaian foto yang membandingkan syal Louis Vuitton dan keffiyeh tradisional.
Akun tersebut menuliskan, “Jadi sikap LVMH terhadap politik adalah 'netral,' tetapi mereka masih mendapat keuntungan sebesar $705 dari keffiyeh, yaitu hiasan kepala tradisional Arab yang menjadi simbol nasionalisme Palestina. Hmm…”
View this post on Instagram
Unggahan terbaru DietPrada tentang kontroversi tersebut memicu reaksi lebih lanjut di antara pengguna media sosial.
"Louis Vuitton mengatakan 'kami tidak akan mengomentari politik tetapi kami akan memanfaatkannya,'" komentar seorang netizen di Instagram.
Sementara netizen lain menuliskan, "Mereka kan bisa merancang syal biasa, saya tidak yakin mengapa mereka merasa perlu secara khusus mengambil dari budaya orang lain?
“Itu bahkan bukan kesalahan atau kebetulan, mereka tahu pasti dari mana asalnya.”
Baca Juga: Bella Hadid Angkat Bicara Usai Aksinya Bela Palestina Dikecam Israel
Sayangnya, ini bukan pertama kalinya kasus apropriasi budaya lewat fesyen terjadi.
Seperti yang pernah dikatakan Omar Joseph Nasser-Khoury, seorang perancang busana Palestina, kepada The Guardian, penggunaan keffiyeh sebagai barang fesyen sangatlah ekspolitatif dan tidak menghormati budaya lain.
Sampai saat ini pihak Louis Vuitton belum memberikan penjelasan apa pun terkait kasus ini. Netizen berharap pihak Louis Vuitton segera angkat bicara. (*)