Parapuan.co - Kawan Puan, penayangan sinetron Zahra masih menjadi bahan pembiacaraan.
Pasalnya sinetron Zahra yang ditayangkan di Indosiar ini mendapat banyak perhatian dari masyarakat bahkan public figure.
Ini terjadi karena sinetron Zahra mengandung unsur poligami dan diperankan oleh anak di bawah umur.
Kini mantan pesinetron Kirana Larasati juga ikut memberikan pendapatnya mengenai sinetron Zahra.
Baca Juga: Selain Sinetron Zahra, Tayangan Ini Juga Tampilkan Kekerasan pada Perempuan
Dalam akun YouTube-nya, Kirana Larasati menyetujui pendapat Fanny Ghasani bahwa aktor yang berusia 15 tahun dan berperan sebagai istri akan berdampak pada masa depan anak bangsa.
"Aku setuju, ini memang hal yang berat dan banyak hal yang disayangkan," ungkap Kirana dalam YouTube-nya.
Terkait konten poligami yang ditayangkan, Kirana juga mengatakan hal tersebut kontroversial di masyarakat.
Namun dirinya termasuk seseorang yang menentang tindakan poligami tersebut.
Kirana juga menanggapi pendapat Fanny Ghasani bahwa atas nama profesionalisme usia berapun harus mampu memerankan karakter apapun.
Namun, yang disayangkan adalah tidak adanya pendampingan.
Kirana mengatakan anak yang masih di bawah umur perlu mendapatkan pendampingan dari psikolog maupun orang tua.
"Pendampingan ini bukan nemenin anaknya shooting, tetapi lebih memberikan pemahaman dan alasan secara logis," jelasnya.
Baca Juga: Maureen Hitipeuw Anjurkan Single Moms untuk Jelaskan Soal Perpisahan pada Anak, Ini Alasannya!
Kirana mengatakan pendampingan adalah hal penting dan dirinya yakin bahwa dalam sinetron tersebut tidak dilakukan pendampingan.
Selain terdapat unsur poligami, Kirana juga menyayangkan adanya adegan ranjang yang harus dilakukan.
"Ini adegan poligami dan ranjang, kenapa harus dilakukan aktor usia 15 tahun, kenapa enggak pakai usia 19 tahun tapi masih keliatan 17 tahun," tambah Kirana.
Tak hanya itu, Kiranya juga setuju dengan pendapat Fanny mengenai sinetron Indonesia yang tidak mendidik.
Saat dulu masih berkarier di sinetron, Kirana mengatakan bahwa pada dasarnya acara televisi tidak sepenuhnya mendidik tetapi bisa juga untuk menghibur.
Mengenai hal ini Kirana mengatakan bahwa itu adalah pemikiran yang lalu, di mana wawasan dan pengetahui seseorang belum luas.
"Zaman sekarang kita semua tahu poligami ini tidak semua orang bisa melakukannya," ungkap Kirana.
(*)