Parapuan.co - Rasanya memang tak mudah bekerja dengan rekan kerja yang egois, apalagi kalau dia tidak bisa diajak kerja tim.
Akhirnya, kita jadi sering mengerjakan banyak pekerjaan, karena rekan kerja egois biasanya enggan untuk membantu atau back up pekerjaanmu.
Sebetulnya Kawan Puan, kamu enggak sendirian, kok. Para peneliti bahkan menemukan ya, rata-rata setiap perusahaan pasti punya rekan kerja egois yang menjadikannya sebagai toxic coworker.
Rekan kerja beracun inilah yang membuat pekerjaan lebih kompleks dan sulit, para peneliti menemukan kalau rekan kerja egois menimbulkan adanya perilaku tidak baik dan ekslusif.
Melansir dari Fast Company, Norton professor dari Havard Business School dan rekan koleganya meneliti bagaimana ratusan orang berperilaku ketika mereka berpikir orang lain pelit dengan sejumlah kecil uang, mereka cenderung berperilaku serakah.
Baca Juga: Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental, Karyawan Bidang Media Sosial Harus Lakukan Ini
Para peneliti menemukan kemungkinan orang berperilaku egois ini lantaran kita sudah terbiasa berpikir negatif dibandingkan positif.
Dalam skenario lain, mereka mempelajari bagaimana serangkaian tugas yang dibagikan kepada orang-orang memengaruhi cara mereka memberikan tugas kepada orang lain.
Tidak mengherankan, mereka yang mendapat banyak hal menyenangkan untuk ditangani lebih murah hati dalam tugas mereka.
“Jika aku tidak bisa membalasmu karena menjadi tidak baik, satu-satunya pilihanku untuk merasa lebih baik adalah menjadi brengsek bagi orang lain,” ujar Norton.
Saat kita berhadapan dengan rekan kerja yang egois, memang sikap natural yang bisa kita lakukan adalah menegurnya. Terutama bila dia orang terdekat kita.
“Melampiaskan kemarahan memang ekspresi emosi. Ini sama halnya dengan buang angin di dalam ruangan tertutup. Jadi, melampiaskan kemarahan terdengar bukanlah ide yang bagus, “ ujar Jeffry Lohr, professor di Universitas Arkansas.
Lalu, apa yang perlu kita lakukan terhadap rekan kerja yang egois?
Coba menangkan hatinya
Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah memberitahu mereka kalau kamu ada di sana untuk membantu, mendukung, dan kolaborasi dengan mereka.
Ini bisa membuat mereka meruntuhkan tembok mereka terhadap kamu, Kawan Puan.
Dengan meyakinkan mereka bahwa kamu tidak punya agenda lain selain membantu mereka.
Baca Juga: Dighosting Setelah Wawancara Kerja? Alasan Ini Bisa Jadi Penyebabnya!
Ulang dan ulang
Ingat, orang egois biasanya tidak akan mudah menyerah dan tidak peduli dengan apa yang orang katakan.
Mereka mungkin akan sering mengeluh tentang masalah dan pengalaman mereka, bercerita seberapa besar perjuangan mereka untuk pekerjaan.
Salah satu hal yang bisa kamu lakukan adalah mengulangi terus menerus apa yang kamu katakan ke mereka setiap mereka berkeluh kesah.
Di tempat kerja, keegoisan muncul saat atasan mendelegasikan pekerjaan. Biasanya mereka akan memberitahu kamu dan timnya betapa sibuknya dia, sehingga itu menjadi alasan terlambat mengumpulkan tugas.
Oh, tentu saja, mereka akan meminta orang lain untuk mengambil tugasnya.
Oleh sebab itu, kamu lebih berkomunikasi secara verbal tentang tugas it uke mereka untuk membantu mereka paham tentang tugasnya itu penting untuk tim.
Jelaskan Ekspektasi
Kamu lebih baik jelas dalam memberikan ekpektasi ke mereka, terutama mengenai dukungan yang akan mereka dapatkan.
Tim tidak dapat berfungsi secara efektif jika ada agenda individu yang mengalahkan visi dan nilai-nilai organisasi.
Biarkan setiap anggota timmu memahami bahwa keputusan selaras dengan tujuan perusahaan yang berarti menempatkan kebutuhan perusahaan.
Baca Juga: Bantu Wujudkan Pekerjaan Impian, Begini Manfaat Mendapat Bimbingan Karier
Jauhkan mereka
Orang egois biasanya sangat mementingkan self-worth dan kepentingannya sendiri.
Jadi ya, lebih baik memang kamu jauhi saja orang tersebut dan membuat batasan yang sehat.
Memang sih, akhirnya, mereka akan bertanya alasan kenapa kamu menjauhi mereka.
Nah, inilah saat yang tepat untuk membuat mereka mengerti masalah apa yang mereka timbulkan dan kenapa kamu akhirnya menjauh.
Semoga dengan cara di atas bisa membantumu ya, Kawan Puan!(*)