Parapuan.co - Bergosip atau yang sekarang lebih populer disebut gibah, selalu diasosiasikan sebagai obrolan negatif, yang isinya biasanya berkaitan dengan urusan pribadi atau orang lain.
Namun ternyata seorang peneliti mengatakan gosip ternyata punya peran dalam menciptakan hubungan sosial dan membangun kepercayaan.
Alih-alih menjadi tabu sosial, bergosip justru memungkinkan seseorang belajar tentang dunia secara tidak langsung, melalui pengalaman orang lain.
Ahli ilmu saraf di Dartmouth College di negara bagian New Hampshire Amerika Serikat, mempelajari gosip dan menemukan bahwa gosip adalah cara bagi orang untuk saling membantu dan berbagi pengalaman pribadi.
Baca Juga: Tak Biasa, Ngomongin Politik Bersama Pasangan Bisa Perkuat Hubungan
"Gosip adalah bentuk komunikasi yang kompleks yang sering disalahpahami," kata Eshin Jolly, peneliti postdoctoral di Computational Social Affective Neuroscience Laboratory.
"Ini bisa menjadi sarana hubungan sosial dan substantif, di luar konotasi negatifnya," ujar Jolly, seperti dilansir dari Asia One.
Contohnya saja obrolan pribadi dalam rapat Zoom online pun dapat dikategorikan sebagai gosip, di mana obrolan itu belum tentu menyebarkan desas-desus atau mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain.
Faktanya, penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa sekitar 14 persen percakapan sehari-hari adalah gosip, dan terutama dalam nada netral.
Menurut penelitian Dartmouth terbaru yang diterbitkan dalam jurnal sains Current Biology, gosip adalah komunikasi yang kaya dan beragam, dengan beberapa fungsi sosial.
Baca Juga: Empat Tipe Rekan Kerja Perusak Suasana Hati dan Cara Praktis Menghadapinya
Studi itu juga mengungkap bahwa peran gosip konsisten dengan menciptakan 'realitas bersama', di mana teman dan kolega sering menemukan ikatan yang sama.
Membangun aliansi, bertukar informasi, dan mendiskusikan perilaku orang lain, untuk membangun konsensus perilaku yang dapat diterima secara sosial.
"Gosip sebenarnya tentang membangun konsensus dengan orang lain, tentang perilaku sosial yang bisa dan tidak bisa diterima.
"Pada saat yang sama, bertukar gosip adalah cara bagi kami untuk membangun kepercayaan dan menyelesaikan ketidakpastian atau ambiguitas, tentang apa yang baik dan tidak," ungkap Jolly.
Baca Juga: Bolehkah Membahas Gaji dengan Rekan Kerja? Ini Waktu yang Tepat Menanyakannya
(*)