Ketika kondisi ekonomi keluarga sedang turun, anak laki-laki akan cenderung diminta untuk bekerja.
Sementara anak perempuan akan dinikahkan, dengan tujuan agar tak menjadi beban ekonomi keluarga.
Seolah-olah anak perempuan tidak bisa bekerja dan membantu ekonomi keluarga.
2. Kehamilan pada remaja
Masyarakat Indonesia pada umumnya menganggap kehamilan remaja ini merupakan sebuah aib keluarga.
Maka dari itu, ketika kehamilan pada remaja ini terjadi, orang tua cenderung lebih memilih untuk menikahkan anak mereka.
Baca Juga: Miris, Kekerasan Seksual dan Perkawinan Anak Bisa Terjadi di Lokasi Pengungsian
Pilihan menikahkan anak ini dengan tujuan agar bisa menyelamatkan keluarga dari aib dan menjaga nama baik keluarga.
3. Menghindari perbuatan zina
Menurut Alissa Wahid, hal ini merupakan salah satu penyebab perkawinan anak yang paling menantang untuk diatasi.
Sebab berhubungan langsung dengan norma dan ajaran agama tertentu.
Masyarakat sering kali menggunakan hal ini untuk melanggengkan perkawinan anak, karena tak ingin anak-anak mereka melakukan perbuatan zina yang dilarang agama.