Parapuan.co - Forbes baru-baru ini merilis daftar 50 Over 50 yang di dalamnya adalah para perempuan paruh baya berusia lebih dari setengah abad.
Di daftar tersebut, bukan hanya sosok Kamala Harris yang menarik perhatian karena kesuksesannya menjadi wakil presiden Amerika Serikat di usia 56 tahun.
Ada sosok lain yang tak kalah memukau, yaitu Madeleine Albright yang juga masuk ke dalam daftar Forbes 50 Over 50.
Madeleine Albright ialah perempuan paling tua yang ada dalam daftar tersebut, mengingat usianya saat ini yaitu 84 tahun.
Kawan Puan penasaran dan ingin mengenal sosoknya lebih dalam? Berikut profil singkat Madeleine Albright:
Baca Juga: Masuk Daftar Forbes 50 Over 50, Ini 10 Fakta Kamala Harris Wapres AS
Masa muda Madeleine Albright
Perempuan kelahiran 1937 ini lahir dengan nama Marie Jana Korbel di Praha.
Ia bersama keluarga pindah dan menetap di Inggris selama masa Perang Dunia II.
Beberapa tahun kemudian, Madeleine pindah ke Amerika Serikat dan melanjutkan pendidikan di sana.
Melansir Biography, Madeleine Albright merupakan siswa yang cerdas semasa sekolahnya di Wellesley College.
Di Wellesley College yang terletak di Massachusetts, Amerika Serikat itu, ia bahkan memperoleh beasiswa.
Di sana, ia juga aktif di koran sekolah sebagai editor dan mulai mengejar mimpinya terjun di dunia politik.
Pernikahan, keluarga, dan pendidikan
Begitu lulus dari Wellesley College, lulusan Columbia University itu menikah dengan Joseph Albright pada 1959.
Joseph Albright adalah pewaris penerbitan yang ditemui Madeleine ketika keduanya sama-sama magang di Denver Post.
Pasangan Madeleine dan Joseph kerap tinggal berpindah-pindah karena karier Joseph sebagai seorang jurnalis.
Baca Juga: Bukti Usia Tak Halangi Kesuksesan, Forbes Rilis Daftar Perempuan Karier 50 Over 50
Sementara sang suami mengejar passion-nya, Madeleine juga banyak belajar perihal dunia politik yang menjadi mimpinya.
Ia bahkan mempelajari hubungan Rusia dan internasional sembari membesarkan ketiga putrinya, yaitu si kembar Alice dan Anne, dan Katherine.
Walau sibuk menjadi ibu rumah tangga, Madeleine berhasil merampungkan pendidikannya di Columbia University.
Ia memperoleh sertifikasi studi Rusia pada tahun 1968, dan sukses meraih gelar M.A. dan Ph.D. dalam hukum publik dan pemerintahan pada 1976.
Kisah Madeleine menjadi perempuan pemimpin
Tahun 1992 tak lama setelah Bill Clinton terpilih sebagai presiden Amerika Serikat, Madeleine Albright akhirnya mengambil peran di kancah politik.
Presiden Clinton kala itu memilihnya mewakili Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Ia resmi diangkat sebagai wakil tetap Amerika Serikat untuk PBB pada Januari 1993.
Empat tahun menjabat, perempuan yang masuk Forbes 50 Over 50 ini dinominasikan untuk menjadi menteri luar negeri.
Baca Juga: Masuk Kedalam Forbes 30 Under 30, Inilah Sosok Maudy Ayunda
Namun, akhirnya di awal 1996, ia dilantik sebagai sekretaris negara ke-64 Amerika Serikat.
Lebih dari itu, Madeleine Albright menjadi perempuan pertama yang menempati jabatan sebagai sekretaris negara di negara tersebut.
Selama menjabat, ia telah berjuang mengadvokasi peningkatan hak asasi manusia dan demokrasi di seluruh dunia.
Ia juga berusaha keras menghentikan penyebaran senjata nuklir dari negara-negara bekas jajahan Uni Soviet ke Korea Utara.
Sebagai seorang diplomat, ia terlibat erat dalam pekerjaan untuk menormalkan hubungan AS dengan negara-negara seperti Tiongkok dan Vietnam.
Pada 1997, ia menjadi tokoh utama dalam misi perdamaian ke Timur Tengah, di mana ia menengahi negosiasi antara Israel dan berbagai negara Arab.
Kemudian pada Oktober tahun 2000, ia mencetak sejarah lagi ketika menjadi menteri luar negeri Amerika pertama yang melakukan perjalanan ke Korea Utara.
Baca Juga: Masuk Forbes 30 Under 30, Inilah Kakak Beradik di Balik 'Bye-bye Plastic Bags'
Di samping aktivitasnya di dunia politik, Madeleine juga sudah banyak menelurkan buku.
Beberapa bukunya bahkan tercatat sebagai best-seller menurut New York Times.
Buku-buku tersebut di antaranya, Madam Secretary: A Memoir (2003), The Mighty and the Almighty: Reflections on America, God and World Affairs (2006), dan masih banyak lagi.
Hebat dan bikin kagum, ya, Kawan Puan? (*)