Perempuan Tak Lagi Tertinggal di Bidang Pendidikan, Bisa Menempuh Sekolah Tinggi seperti Laki-Laki

Rizka Rachmania - Sabtu, 12 Juni 2021
Ilustrasi perempuan menempuh pendidikan tinggi
Ilustrasi perempuan menempuh pendidikan tinggi ebstock

Parapuan.co - Mari kita tarik mundur ke zaman sebelum Indonesia merdeka. Pada saat itu, pendidikan menjadi jejak kental pergerakan perempuan dalam memperjuangkan kendali mimpi diri.

Ada nama-nama seperti R.A. Kartini, Dewi Sartika, dan Maria Walanda Maramis di deretan panjang perempuan yang menjadikan pendidikan sebagai fokus perjuangan, dalam keyakinan bahwa pendidikan merupakan kunci mewujudkan mimpi diri.

Perempuan dan mimpi-mimpinya adalah cerita panjang dari masa ke masa, tak terkecuali di Indonesia.

Dari waktu ke waktu, perempuan berjuang agar punya posisi setara dengan laki-laki, suaranya didengar, mendapatkan haknya, dan diakui keberadaannya.

Kini, sejumlah hal yang diperjuangkan oleh perempuan dari waktu ke waktu itu tampak lebih membaik.

Satu contohnya adalah dalam bidang pendidikan.

Baca Juga: Mengenal GP3M yang Diluncurkan Kemendikbud Ristek untuk Perempuan di Daerah Marginal

Dulu kita tahu bahwa pendidikan seolah hanya milik laki-laki. Sedangkan perempuan tidak diperbolehkan untuk sekolah, bahkan sekecil kemampuan sederhana membaca dan menulis tak diajarkan.

Namun kini banyak hal mulai berubah. Perempuan boleh sekolah, bahkan mencapai jenjang tertinggi yang diinginkannya.

Lalu, apakah benar posisi perempuan dalam bidang pendidikan sudah sama dengan laki-laki?

Benarkah perempuan sudah diberikan akses yang sama seperti laki-laki di bidang pendidikan?

Jawabannya, iya, meskipun posisi tersebut belum benar-benar setara. Namun angka keterlibatan perempuan di bidang pendidikan sudah hampir sama dengan laki-laki.

Hal tersebut terbukti dari data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, dalam Profil Perempuan Indonesia 2020.

 

Di tahun 2019, persentase perempuan usia 15 tahun ke atas yang telah menamatkan jenjang SD sebanyak 26,81% sementara laki-laki 25,53%.

Kemudian untuk tingkat pendidikan SMP, perempuan yang tamat sekolah sampai jenjang tersebut sebanyak 23,33% sedangkan laki-laki 23,12%.

Lanjut ke jenjang SMA, perempuan yang menempuh pendidikan sampai tahap ini sebanyak 24,98% sementara laki-laki 30,53%.

Di jenjang D1-D4 atau S1, ada 9,71% perempuan yang menamatkan kuliah, sedangkan laki-laki 8,63%.

Untuk jenjang S2/S3 ada 0,36% perempuan yang menyelesaikan pendidikan tersebut, sementara laki-laki 0,6%.

Data tersebut menunjukkan bahwa akses pendidikan untuk perempuan sudah lebih terbuka dibandingkan zaman dulu yang mana sekolah tidak diperuntukkan bagi perempuan.

Namun angka ini tidak boleh membuat kita puas. Akses pendidikan untuk perempuan harus ditingkatkan lagi agar jumlah perempuan yang menamatkan tiap jenjang sekolah lebih banyak.

Baca Juga: Peringati Hari Pendidikan Nasional, Ini Pentingnya Kesetaraan Pendidikan bagi Perempuan

Lagipula, survei PARAPUAN yang bertajuk Perempuan Indonesia, Ambil Alih Kembali Kendali Mimpimu, membuktikan bahwa perempuan Indonesia berani berpendidikan tinggi dan diprioritaskan sama dengan laki-laki.

Sebanyak 51,8% dari 1.218 responden menyatakan Sangat Setuju untuk pernyataan, "Perempuan harus berpendidikan tinggi."

Sedangkan 37,8% mengatakan Setuju untuk pernyataan yang sama.

Itu berarti, ada mimpi dan cita-cita perempuan untuk punya pendidikan tinggi, sampai pada jenjang yang mereka inginkan.

Responden perempuan ini pun banyak yang tidak setuju bahwa laki-laki lebih diprioritaskan daripada perempuan.

Sebanyak 30,3% responden Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan, "Terkait pendidikan, laki-laki lebih diprioritaskan daripada perempuan."

Sementara 27,1% yang lain Tidak Setuju dan 22,3%-nya Kurang Setuju.

Baca Juga: Jadi Tulang Punggung Keluarga, Jessica Mila Tetap Utamakan Pendidikan

Oleh karena itu, perempuan Indonesia sebenarnya mengharapkan akses yang sama terhadap pendidikan tinggi dan mendapatkan sebagaimana laki-laki. (*)

Sumber: Kemenpppa
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Peran Perempuan Minim, DPR Refleksi Pemilihan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK 2024-2029