Untuk mengunjungi desa-desa indah pun juga mudah karena kamu cukup menggunakan kereta.
Di Swiss, kereta jadi transportasi yang digemari masyarakat, kalah jauh dengan mobil.
Bahkan para CEO perusahaan besar pun juga menggunakan kereta.
Karena tingginya peminat, jadwal kereta di Swiss pun jadi tepat waktu.
Baca Juga: Ini Daftar 9 Kota Cantik yang Paling Berwarna di Asia, Ada Indonesia!
4. Stockholm, Swedia
Ibukota Swedia ini memiliki skor 98,3 untuk untuk inklusivitas dan toleransi, yang terbaik dalam kategori ini setelah Kota Berlin (100/100).
Swedia juga memiliki 240 hari cuti kelahiran untuk ayah dan ibu, yang mana waktu ini merupakan waktu yang sangat lama dan cukup untuk beradaptasi dengan pengasuhan anak.
Tak hanya ramah untuk work life balance, Swedia merupakan negara yang menjunjung tinggi kesetaraan gender.
Di sana, kamu akan menemukan bapak-bapak yang membersihkan rumah atau ibu-ibu yang mengecat dinding rumah mereka dengan warna baru.
5. Kopenhagen, Denmark
Kopenhagen memiliki minimal 28 hari liburan berbayar per tahunnya.
Ini hampir sama dengan di beberapa kota di Jerman, seperti Munich atau Hamburg, yang menawarkan 30 hari liburan yang tetap dibayar oleh kantor.
Selain bekerja, kamu juga bisa sekalian jalan-jalan sore sambil menyusuri kota.
Baca Juga: Unik! Perpustakaan Ini Pinjamkan Manusia untuk Para 'Pembacanya'
Di Kopenhagen, terdapat jalanan yang dibuat khusus untuk para pejalan kaki yang dinamakan Jalan Sroget.
Sambil berjalan, kamu juga akan menemukan berbagai toko di sisi kiri dan kanannya.
Jalan Sroget ini memiliki panjang total 3,2 km, yang merupakan jalan khusus pejalan kaki terpanjang di dunia.
Selain kelima negara di atas, peringkat paling bawah dengan work life balance ditempati oleh Kuala Lumpur, Malaysia dengan skor 50/100, Bangkok, Thailand dengan skor (51,3), Ibu Kota Buenos Aires, Ibu Kota Argentina (51,6), Sao Paulo, Brazil (52) dan Los Angeles, Amerika Serikat (54,2). (*)