Kesalahan Membuka Website dapat Menyebabkan Anak Terpapar Konten Dewasa

Saras Bening Sumunar - Senin, 14 Juni 2021
Illustrasi Anak Bermain Ponsel Pintar
Illustrasi Anak Bermain Ponsel Pintar Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Parapuan.co – Konten dewasa membawa dampak tersendiri bagi mereka yang menontonnya.

Beberapa dampak yang didapatkan karena menonton konten dewasa adalah fungsi otak yang menurun, kemampuan komunikasi yang terganggung, bahkan pada anak-anak, konten dewasa dapat membuat mereka merasa cemas dan rawan untuk mencontoh perilaku tersebut.

Konten dewasa saat ini lebih mudah didapatkan.

Bahkan saat anak-anak salah menuliskan website dalam browser, tanpa disadari konten dewasa akan muncul.

Saat ini, akses konten dewasa lebih mudah untuk didapat.

Ini terjadi karena teknologi yang semakin maju dan kebutuhan internet yang mendukung.

Anak-anak memungkinkan mencari konten dewasa secara aktif, bahkan seiring bertambahnya usia mereka akan lebih banyak mencari konten tersebut.

Baca Juga: Viral Anak SD Tulis Surat Minta Buah Jambu, Ternyata Begini Cara Didik Ibunya

Mendiskusikan pada anak mengenai konten dewasa memang bukan hal mudah.

Mungkin ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi mereka, namun mendiskusikan konten dewasa adalah cara untuk mengontrol konsumsi media online.

Konten dewasa bisa didapatkan melalui internet, ini membuat orang tua menjadi kesulitan dalam melakukan kontrol digital.

Anak mungkin salah mengetik situs web di browser mereka, dan situs dewasa memungkinkan muncul.

Mereka mungkin menerima pesan teks atau tautan video yang tidak diinginkan.

Dan faktanya adalah, seiring bertambahnya usia anak, mereka menjadi tertarik pada konten seksual.

Mereka mungkin sangat aktif mencari konten dewasa atau membagikannya melalui lingkaran sosial mereka.

Baca Juga: Bisa Berbahaya, Hentikan Penggunaan Headphone Pada Anak Sekarang! Ini Penjelasan Ahli

The Academy of American Pediatrics menemukan bahwa sebanyak 42% anak berusia 10 hingga 17 tahun telah menonton konten dewasa secara online, dengan 27% mengatakan bahwa mereka sengaja menonton konten tersebut.

Selain itu pemeriksaan terhadap anak berusia 15 hingga 18 tahun menemukan 54% anak laki-laki dan 17% anak perempuan mengaku sengaja menonton.

Melansir dari Verywellfamily.comdalam Journal of Pediatric Healthcare, akses anak ke situs dewasa dapat terjadi secara tidak sengaja dan disengaja.

Misalnya, anak mungkin mendapatkan konten dewasa ketika:

- Membuka email atau teks spam

- Salah mengetik alamat web

- Melakukan pencarian web untuk istilah nonseksual yang mungkin sebenarnya memiliki makna seksual.

Meskipun eksplorasi seksual itu normal, penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa hubungan seksual yang digambarkan dalam konten dewasa tidak realistis dan sering kali menggambarkan bentuk ekspresi seksual yang tidak sehat.

Baca Juga: Mengenal Disgrafia, Tulisan Tangan Buruk pada Anak dan Bedanya dengan Disleksia

Sebagai orang tua, kita juga perlu mendidik anak-anak kita tentang bagaimana hubungan seksual yang digambarkan dalam konten dewasa.

Hal ini dapat membuat mereka belajar membedakan konten dewasa dan bagaimana hubungan seksual yang sebenarnya suatu hari nanti.

Untuk mencegah anak terpapar konten dewasa memberikan batasan dalam menggunakan internet tentunya bukan hal yang baik.

konten dewasa dapat muncul di manapun bahkan dalam konten anak-anak.

Dengan itu, orang tua memeliki peran untuk memberikan penjelasan dan penenekanan.

Jika anak mendapati konten dewasa, katakan bahwa mereka harus segera memberitahu ayah atau ibunya.

Kita perlu mendidik mereka tentang bagaimana melakukan hubungan seksual yang aman dan bertanggung jawab.

(*)

Sumber: VerywellFamily
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja