Namun takdir berkata lain, mama meninggal sebelum sempat melihat saya jadi manajer.
Hancur dan sedih sudah pasti, namun saya tidak mau terpuruk. Saya lebih fokus dan giat bekerja lagi untuk bisa menjadi manajer.
Kesempatan datang saat saya pindah ke perusahaan lain di Bandung. Saya mendapat tawaran sebagai manajer di perusahaan alat kesehatan yang notabene jauh berbeda dengan bidang industri makanan yang saya geluti enam tahun ke belakang.
Tapi saya ingat bahwa manajer adalah posisi yang saya inginkan. Cita-cita dan janji pada mama harus diwujudkan. Saya bakal merasa puas dan berhasil jika bisa mendapatkan jabatan ini.
Pada akhirnya saya ambil posisi manajer di perusahaan alat kesehatan di Bandung. Saya pun mendapat kesempatan menikah dengan seorang laki-laki di tahun 2019.
Namun di tengah jalan mewujudkan impian untuk menjadi seorang manajer sebelum usia 30 tahun, prahara datang dari rumah tangga.
Suami ketahuan selingkuh di saat saya harus melakukan audit penting sebagai manajer di perusahaan tempatku bekerja.
Kacau, pikiran otomatis terbelah antara pekerjaan atau kehidupan rumah tangga.
Tapi saya sadar, posisi manajer ini adalah cita-cita dan impian yang saya inginkan sejak dulu. Cita-cita yang akan menjadi pembuktian diri saya ke orang tua kalau saya bisa sukses, terutama bapak yang kini tinggal sendiri pasca kepergian mama.
Baca Juga: Tak Suka yang Lemah, ini 10 Tipe Perempuan yang Disukai Pria Narsistik
Saya tidak mau, perselingkuhan suami menghentikan langkah saya dalam meraih mimpi. Saya perempuan, saya sadar saya punya mimpi, dan saya harus pegang kendali atas mimpi saya sendiri.