Mereka memanfaatkan sampah plastik dengan mendaur ulangnya dengan mencampur pasir dan semen agar menjadi batu bata paving.
Jika dilihat, batu bata paving ini seperti batu bata biasa.
Namun, saat dibuka terdapat serpihan plastik di dalam batu bata tersebut.
Tak lerlu diragukan, kualitas batu bata daur ulang ini pun tak kalah kuat dengan batu bata biasa.
“Setiap hari, kami dapat menghentikan sekitar 88.000 bungkus plastik sachet dari mengotori lingkungan,” jelas Novita.
Baca Juga: Sangat Berwarna! Ini Perbedaan 4 Karakter Perempuan 'Ali & Ratu Ratu Queens' dalam Menggapai Mimpi
Beberapa kota di Indonesia telah melarang penggunaan plastik sekali pakai, tetapi daur ulang sampah masih jarang.
Pasangan Rebricks ini menghabiskan dua tahun untuk mencoba menyempurnakan metode daur ulang mereka.
Beberapa pengusaha Indonesia mengolah sampah plastik menjadi vas bunga, payung atau dompet.
Namun kedua perempuan ini memutuskan untuk fokus pada batu bata sehingga mereka dapat menjangkau lebih banyak pelanggan.
Untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, Rebrick berencana untuk melalukan kolaborasi dengan salah satu perusahaan besar.
(*)