Perjuangan Gloria ini tidak bisa dikatakan mudah nih, Kawan Puan.
Perempuan 30 tahun ini mengaku, kampanyenya yang menekan perusahaan-perusahaan besar dan orang-orang penting sering membuatnya berada dalam bahaya.
"Terkadang kamu menempatkan keluargamu dalam risiko bahaya dengan menghadapi perusahaan besar dan orang-orang dengan latar belakang politik yang berpengaruh," kata Gloria.
Kawan Puan, Gloria Majiga-Kamoto mulai terdorong untuk melawan produsen plastik setelah melihat bagaimana petani dan peternak berjuang melawan polusi plastik.
Baca Juga: Sukses di Dunia STEM, Inilah Sosok Fransiska Hadiwidjana Co Founder Women Works
“Beberapa dari mereka (peternak) kehilangan ternaknya karena lapangan ternak yang sangat tercemar plastik sekali pakai, mereka (hewan ternak) mengkonsumsi plastik ini, yang membunuh mereka, sehingga mempengaruhi mata pencaharian pemiliknya,” jelas Gloria.
Gloria menjelaskan bahwa sampah plastik di negaranya tersebut sudah sangat meresahkan.
Di kota Mponela, di wilayah Tengah Malawi, Majiga-Kamoto mengatakan sekitar 40% hewan ternak yang disembelih, ditemukan telah menelan pecahan plastik.
Lingkungan Malawi juga terkena dampak buruk dari sampah plastik.
Para ahli sanitasi menyalahkan "penanganan yang buruk" dari sampah plastik di ibu kota Malawi, Lilongwe, sebagai penyebab banjir, yang membuat ribuan orang mengungsi di kota itu.
Baca Juga: Kolaborasi Dua Sahabat dengan Mendaur Ulang Sampah Menjadi Batu Bata!
"Ini adalah masalah. Plastik tidak membusuk dan dapat bertahan lebih dari 100 tahun... Ini mengganggu lingkungan, menghalangi sistem drainase, menawarkan habitat bagi perkembangbiakan organisme penyebab penyakit dan membunuh ternak ketika tertelan," kata Ntupanyama.
Dengan semakin banyak dan menumpuknya sampah plastik ini, Gloria mengkhawatirkan ketidakmampuan Malawi untuk mengolah sampah plastik daur ulang.
“Malawi sangat jauh tertinggal. Daur ulang sampah membutuhkan teknologi dan kami tidak memiliki banyak teknologi itu,” katanya.