Gloria Majiga Kamoto, Aktivis Lingkungan Asal Malawi yang Kritisi Masalah Sampah Plastik di Negaranya

Vregina Voneria Palis - Jumat, 18 Juni 2021
Gloria Majiga Kamoto, aktivis lingkungan asal Malawi
Gloria Majiga Kamoto, aktivis lingkungan asal Malawi Photo by Goldman Environmental Prize

Perjuangan Gloria ini tidak bisa dikatakan mudah nih, Kawan Puan.

Perempuan berusia 30 tahun ini mengaku, kampanyenya yang menekan perusahaan-perusahaan besar dan orang-orang penting sering membuatnya berada dalam bahaya.

"Terkadang kamu menempatkan keluargamu dalam risiko bahaya dengan menghadapi perusahaan besar dan orang-orang dengan latar belakang politik yang berpengaruh," kata Gloria.

Kawan Puan, Gloria Majiga Kamoto mulai terdorong untuk melawan produsen plastik setelah melihat bagaimana petani dan peternak berjuang melawan polusi plastik.

Baca Juga: Ingin Membuat Perempuan Lebih Berdaya, Alasan Shandy Purnamasari Rintis MS Glow

“Beberapa dari mereka (peternak) kehilangan ternaknya karena lahan ternak yang sangat tercemar plastik sekali pakai, mereka (hewan ternak) mengkonsumsi plastik ini, yang membunuh mereka, sehingga mempengaruhi mata pencaharian pemiliknya,” jelas Gloria.

Gloria menjelaskan bahwa sampah plastik di negaranya tersebut sudah sangat meresahkan.

Di kota Mponela, di wilayah Tengah Malawi, Majiga-Kamoto mengatakan sekitar 40% hewan ternak yang disembelih, ditemukan telah menelan pecahan plastik.

Lingkungan Malawi juga terkena dampak buruk dari sampah plastik.

Para ahli sanitasi menyalahkan penanganan yang buruk dari sampah plastik di ibu kota Malawi, Lilongwe, sebagai penyebab banjir, yang membuat ribuan orang mengungsi di kota itu.

"Ini adalah masalah. Plastik tidak membusuk dan dapat bertahan lebih dari 100 tahun... Ini mengganggu lingkungan, menghalangi sistem drainase, menawarkan habitat bagi perkembangbiakkan organisme penyebab penyakit dan membunuh ternak ketika tertelan," kata Yanira.

Baca Juga: Melalui Komunitasnya, Oki Setiana Dewi Ajak Perempuan Mandiri

Dengan semakin banyak dan menumpuknya sampah plastik ini, Gloria mengkhawatirkan ketidakmampuan Malawi untuk mengolah sampah plastik daur ulang.

“Malawi sangat jauh tertinggal. Daur ulang sampah membutuhkan teknologi dan kami tidak memiliki banyak teknologi itu,” katanya.

Sumber: CNN
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara