Waspada, Ini 3 Masalah Akibat Kurangnya Komunikasi dalam Pernikahan

Ericha Fernanda - Sabtu, 19 Juni 2021
Dampak merugikan kurangnya komunikasi dengan pasangan.
Dampak merugikan kurangnya komunikasi dengan pasangan. freepik

 

Parapuan.co - Kawan Puan, kunci hubungan yang langgeng adalah komunikasi dan saling peduli antara kamu dan pasangan.

Sering terjadi, karena jam terbang dalam bekerja yang sama-sama tinggi, komunikasi dalam pernikahan hanya kebutuhan fungsional saja.

Tak ada prioritas di dalamnya untuk saling bertukar pikiran, saran, atau pemecahan masalah.

Baca Juga: 3 Tips Berkomunikasi dengan Suami Ketika Ingin Memulai Bisnis Baru

Ini akan bahaya seiring berjalannya waktu, potensi keretakan rumah tangga juga bisa timbul dengan alasan 'sudah tidak cocok lagi'.

Padahal, bisa jadi keduanya hanya kurang berkomunikasi dan kurang memprioritaskan satu sama lain.

Melansir Marriage, berikut adalah alasan bahwa kurangnya komunikasi dalam pernikahan yang benar-benar dapat menjadi masalah.

1. Tidak saling mencari dukungan

Ketika Kawan Puan menikah, kamu perlu menjadi orang pertama yang menjadi tempat pasangan meminta dukungan, bantuan, dan rasa hormat. 

Ketika komunikasi berkurang, kamu mungkin beralih ke orang lain karena kebutuhan, dan ini sering tidak berakhir dengan baik.

Ketika kamu merasa tidak dapat berbicara satu sama lain, maka dukungan itu hilang dan suami-istri hanya seperti teman sekamar.

Bagaimana cara mengetahui kamu dan pasangan tidak saling mendukung?

  • Saling mengabaikan kekhawatiran masing-masing.
  • Tidak saling menawarkan bantuan ketika salah satu orang membuat keputusan.
  • Jarang memberikan pandangan tentang suatu hal karena merasa tidak perlu.
  • Tidak saling memotivasi dalam mencapai impian dan aspirasi masing-masing.

Ketika tidak ada komunikasi dalam pernikahan antara pasangan, pahami bahwa ada dukungan yang tidak memadai dalam hubunganmu.

Baca Juga: 4 Dampak Mengendalikan Pasangan, Salah Satunya Hubungan Tidak Seimbang

2. Merasa seperti hidup dengan orang asing

Jika suami-istri tidak menjaga komunikasi, maka keduanya akan merasa seperti kehilangan satu sama lain.

Jika hal ini berlanjut dari waktu ke waktu maka keintiman akhirnya menderita, koneksi melemah, dan merasa sulit untuk menemukan titik temu.

Kurangnya komunikasi dalam pernikahan berpotensi menyebabkan perceraian, ketika tidak ada yang tersisa untuk dibagikan atau dibicarakan antara dua pasangan.

Waspadai tanda-tanda ini yang menandakan bahwa kamu dan pasangan sudah menjadi orang asing.

  • Pasanganmu tidak dapat membaca yang tersirat, mereka tidak dapat menguraikan emosi.
  • Kehidupan seks kamu berkurang. Selain itu bentuk hubungan fisik lainnya seperti berpelukan, berciuman menjadi langka.
  • Komunikasi menjadi terbatas pada bahasan tugas dan keuangan.

Kamu mungkin sering mendapati dirimu dan pasangan lebih sering berdebat dan menghabiskan lebih sedikit waktu satu sama lain.

3. Kehilangan koneksi dan keintiman satu sama lain

Karena kurangnya komunikasi dalam hubungan, kamu akan kehilangan koneksi, cinta, dan gairah bersama pasangan.

Komunikasi yang buruk dalam pernikahan bisa membuatmu tergoda untuk selingkuh.

Akibatnya, bisa membuat kamu dan pasangan merasa bahwa menikah tidak seperti dulu lagi. 

Baca Juga: Merasa Rumit dengan Pikiran Sendiri? Bikin Hidup Lebih Sederhana Pakai Cara Ini

Semua orang mengalami masa-masa sulit, tapi jika kamu menjadikan komunikasi yang baik sebagai prioritas dalam pernikahan, maka kamu akan tetap terhubung dan memastikan bahwa kamu tidak mengambil jalan yang salah dengan kehilangan satu sama lain.

Efek dari kurangnya komunikasi dalam pernikahan dapat menghancurkan hubungan suami-istri.

Penting untuk mengidentifikasi dan memperbaiki semua masalah komunikasi dalam pernikahan sebelum hal-hal berantakan terjadi antara kamu dan pasangan.

Kawan Puan, itulah masalah yang timbul akibat kurangnya komunikasi dalam pernikahan.

Semoga Kawan Puan dan pasangan terhindar dari salah satu masalah akibat kurangnya komunikasi dalam pernikahan tersebut ya! (*)

Sumber: marriage.com
Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?