Kamerun
Di wilayah Anglophone Kamerun, perempuan telah menjadi sasaran pemerkosaan dan kekerasan seksual di tangan separatis bersenjata, militer dan warga sipil.
Konflik telah mengubah kawasan itu menjadi kawasan tanpa hukum.
Hal tersebut membuat perempuan tidak terlindungi dan rentan terhadap kekejaman dan kekerasan seksual.
Pada bulan Februari hingga Desember 2020, PBB mendokumentasikan 4.300 insiden pemerkosaan, kekerasan seksual, dan kekerasan berbasis gender di wilayah tersebut.
Pada bulan Januari dan Maret 2021, terdapat 500 kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual serta 500 kasus kekerasan berbasis gender.
Baca Juga: Faktor Ekonomi Memicu Kekerasan Terjadi pada Perempuan dan Anak!
Suriah
Di Suriah, hampir 3.000 perempuan dan anak-anak Yazidi diperbudak setelah diculik oleh kelompok Daesh pada Agustus 2014 dari Sinjar, Irak.
Jika mereka masih hidup, perempuan dan anak perempuan Yazidi kemungkinan besar akan terus menjadi sasaran pemerkosaan dan kekerasan seksual.
Mereka membutuhkan penyelamatan segera karena korban selalu bertambah banyak setiap tahunnya.
Irak dan Myanmar
Di Irak dan Myanmar, para penyintas perkosaan dan kekerasan seksual dibiarkan tanpa bantuan medis yang memadai dan terus hidup dalam trauma pengalaman mereka selama bertahun-tahun.
Kawan Puan, isu ini tidak memiliki solusi “ajaib” yang bisa memberi harapan kepada semua yang menderita agar masa depan lebih sejahtera.