Parapuan.co - Kawan Puan, baru-baru ini model sekaligus pengusaha Jordyn Woods membagikan ceritanya mengalami overseksualisasi di media sosial yang kerap dialaminya.
Awalnya ia berbincang bersama Complex untuk membahas kecintaannya terhadap sepatu, proyek yang akan datang, hubungan asmara, dan bagaimana ia menghadapi kritikan dari netizen pada Kamis (17/6/2021) lalu.
Namun perbincangan teralihkan karena Jordyn Woods membagikan ceritanya mengalami overseksualisasi berkali-kali.
Sahabat Kylie Jenner ini bercerita bahwa ia kerap mendapatkan sikap tersebut karena tubuhnya dianggap berlekuk dan berisi.
"Menjadi gadis berlekuk, [segalanya] akan terlihat lebih ekstra atau lebih terpusat karena tubuh saya," jelas Woods.
Baca juga: Dukung Korban Kekerasan Seksual, Posko Pengaduan Gofar Hilman Dibuka!
"Jadi saya bisa memakai tank top dan itu bisa berpotongan rendah. Bisa panas di luar, tetapi karena saya memiliki payudara dan apa pun, itu akan terlihat lebih [seperti] 'oh, dia mencoba' atau 'dia seksual.' ... Saya tidak bisa membantu tubuh saya," tambahnya.
Lalu apa makna overseksualisasi itu sendiri?
Dilansir dari The Chronicle, kata overseksualisasi berasal dari kata seksualisasi yang artinya menjadikan suatu subyek atau obyek tertentu sebagai bahan fantasi atau obrolan seksual.
Sikap seksualisasi dapat menjadikan perempuan menjadi korban pelecehan atau kekerasan seksual.
Baca juga: Curahan Hati Para Pria yang Alami Kekerasan Seksual di Tempat Kerja
Pasalnya, tindakan ini merupakan salah satu bentuk obyektifikasi perempuan yang mana menganggap mereka adalah 'obyek' atau benda bukan sebagai 'subyek' atau individu yang hidup.
Jadi, overseksualisasi ialah sikap yang menjadikan suatu subyek atau obyek tertentu sebagai bahan yang berkaitan dengan hal seksual secara berlebihan.
Tak hanya di dunia nyata, overseksualisasi juga kini banyak dilakukan melalui sosial media.
Dampak dari seksualisasi sendiri ialah menciptakan rasa insecure pada perempuan, menciptakan persaingan antar perempuan, bahkan bisa membuat masalah pada kesehatan mental lho, Kawan Puan. (*)