Episode 5 'Racket Boys' Dianggap Lecehkan Indonesia, SBS Minta Maaf

Shenny Fierdha - Minggu, 20 Juni 2021
Drakor Racket Boys
Drakor Racket Boys VOI

"Kami dari tim produksi (Racket Boys) menyampaikan permohonan maaf mengenangkan (mengenai) pertandingan yang tersiar di episode lima, kami tidak bermaksud untuk merendahkan negara, pemain, atau penonton tertentu," ujar SBS dalam unggahan Instagram tersebut, seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Rumah Produksi Belum Berencana untuk Membuat 'Vincenzo' Season 2

SBS berjanji akan lebih mencermati episode Racket Boys berikutnya.

"Namun demikian, kami mohon maaf atas beberapa adegan yang telah menyinggung pemirsa kami dari Indonesia. Kami akan memperhatikan dengan seksama (saksama) untuk episode selanjutnya," tutup SBS, masih dalam unggahan Instagram yang sama.

Sebelum SBS menyampaikan pernyataan maaf, sejumlah pengguna Instagram dari Indonesia telah mengungkapkan kekecewaannya terhadap episode lima Racket Boys.

Salah satunya adalah pengguna Instagram bernama akun @zzxjjukura_kim.

"Hayo loh, gimana nih, masih kecewa sama episode lima. Gimana nih SBS, tolonglah. Saya merasa sangat kecewa karena kami (Indonesia) seolah direndahkan dalam salah satu adegan drama ini, tapi kami tidak seperti itu. Tolong diperbaiki supaya tidak buruk," ucap akun @zzxjjukura_kim pada Rabu (16/6/2021), seperti dikutip dari Instagram.

Baca Juga: Dari Penthouse 3 sampai Voice 4, Ini Rekomendasi Drakor Bulan Juni 2021!

Tangkap layar kecaman pengguna Instagram dari Indonesia terhadap Racket Boys
Tangkap layar kecaman pengguna Instagram dari Indonesia terhadap Racket Boys Instagram.com

Racket Boys sendiri tayang perdana di SBS pada 31 Mei 2021, berkisah tentang kehidupan sejumlah pemain bulu tangkis di Korea Selatan.

Serial drakor ini disutradarai oleh Jo Yeong Gwang dan dibintangi oleh Lee Jae In, Ahn Nae Sang, Oh Na Ra, dan lainnya.

Nah kalau Kawan Puan sendiri sudah menonton Racket Boys belum?(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja