Arinsza sendiri memang merupakan pecinta make up dan skincare. Namun, karena pandemi membuat rutinitasnya berubah drastis.
“Sebelumnya 100 persen WFH (work from home). Jadi enggak pernah pake make up lagi, apalagi pake masker kan,” jelas Arin yang baru ke kantor lagi Maret lalu.
Padahal sebelumnya, diakui Arinsza, ia setiap hari pakai make up, bahkan pergi ke tempat yang dekat pun ia harus merias wajahnya.
“Tapi sekarang bodo amat. Sumpah WFH ini aku enggak pake make up banget. Bahkan enggak skincare-an juga. Bener-bener cuman rebahan,” tambahnya sambil tertawa.
Namun, karena sekarang kantor tempatnya bekerja sudah menerapkan work from office seminggu dua kali, maka rutinitas make up-nya pun sudah berangsur normal, walau tak seintens sebelum pandemi.
Pengalaman ini pun menyadarkan Arinsza untuk lebih selektif dalam membeli produk make up agar tak berakhir di tempat sampah karena kedaluwarsa.
Ia sekarang mengaku membeli make up seperlunya saja dan barang yang memang ia tahu akan terpakai.
Baca Juga: Mencuci Brush Make Up dengan Obat Luka Viral di TikTok, Ini Pendapat Ahli
“Sekarang sudah tobat. Udah enggak mau beli banyak-banyak lagi,” papar Arinsza.
“Aku enggak mau lagi beli lipstick mahal-mahal, soalnya aku orangnya ‘sayangan’. Makin mahal makin enggak dipake karena takut enggak bisa beli lagi,” ujarnya lagi.
Kini pun ia membatasi tak lagi membeli lipstick dengan harga lebih dari 200 ribu Rupiah.
“Terus beli baru kalau memang sudah ada yang habis atau expired,” tambahnya.
Apa yang Arinsza alami, rasanya juga banyak dialami oleh perempuan di luar sana.
Memang, pandemi telah mengubah rutinitas kita sehari-hari yah, termasuk kebiasaan merias diri.
Kita pun jadi belajar untuk lebih selektif dalam membeli produk make up agar tak mubazir.
Kalau Kawan Puan sendiri, berapa banyak produk make up yang terbuang percuma karena pandemi?
Yuk ceritakan pengalamanmu di PARAPUAN.(*)