Ini Alasan Mengapa Gaya Berpakaian Kita Berubah Setelah Pandemi

Putri Mayla - Senin, 21 Juni 2021
Ilustrasi lembari pakaian
Ilustrasi lembari pakaian Freepik.com

Parapuan.co – Kawan Puan, pandemi ini telah mengubah banyak hal, termasuk dalam urusan fashion.

Sebelumnya, kita biasa tampil mengenakan pakaian yang berbeda dalam setiap kesempatan.

Namun saat ada kebijakan lockdown dan melakukan segala aktivitas dari rumah, apa yang kita pakai sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Nah kira-kira setelah pandemi nanti, apa ya yang mengubah gaya berpakaian kita?

Baca Juga: Tak Raup Keuntungan, Hasil Penjualan Koleksi Kolaborasi Christian Louboutin dan Idris Elba Akan Sepenuhnya Disumbangkan

Fashion Sebagai Identitas Diri

"Fashion adalah cara kita menunjukkan identitas kita, bagaimana kita menunjukkan diri kita kepada dunia," kata Carolyn Mair PhD, psikolog perilaku dan penulis The Psychology of Fashion.

Saat kita bisa berpakaian lagi untuk menunjukkan fashion kita selama ini, rasanya seperti lulus sekolah.

Carolyn mengatakan bahwa selama pandemi tren mode dan perilaku konsumen merupakan bukti efek psikologis dari peristiwa sekali seumur hidup.

Awalnya, mereka yang melakukan work from home (WFH) merasa senang saat bisa bekerja menggunakan piyama sepanjang hari.

"Tapi sama seperti fashion, itu siklus," ungkap Carolyn.

Setelah beberapa waktu melakukan ruitinitas tersebut, orang-orang mulai bosan dengan siklus tanpa riasan dan mengenakan pakaian santai sepanjang hari di rumah.

Baca Juga: Selain Menyumbangkan, Ini Cara Mengatasi Pakaian yang Menumpuk

Selama satu tahun waktu yang dihabiskan dalam isolasi, orang-orang telah melewatkan perasaan debut penampilan mereka di depan orang lain.

"Kami menyukai penilaian yang kami dapatkan, kami menyukai perasaan bahwa kami membuat kesan pada orang-orang (melalui pakaian)," tambahnya. Hal ini memiliki kesan terdalam di diri kita.

Fashion Balas Dendam

Katrina Turchin, seorang warga Alberta, Kanada merupakan salah satu orang yang menantikan untuk kembali ke dunia di mana ia biasa mengenakan pakaian terbaiknya.

Ia membeli pakaian untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-22 pada Agustus mendatang, dan rela menunggu untuk mendapatkan pakaian yang ia inginkan.

Saat kabar mengenai kebijakan lockdown akibat virus corona akan dicabut di daerah tempat tinggalnya, ia merasa harus membeli pakaian tersebut.

 

Baca Juga: Bagaimana Cara Merapikan Pakaian Tak Terpakai yang Menumpuk di Lemari?

Nah keinginan untuk menebus waktu yang hilang seperti yang dilakukan Katrina disebut sebagai 'revenge fashion' oleh para ahli.

Revenge fashion yakni semacam pengalaman berbelanja yang terlihat untuk membalas waktu dan pakaian yang hilang selama pandemi.

Berbulan-bulan mengenakan pakaian yang sama di lingkungan lama membuat orang-orang ingin membuat kebiasaan baru.

Maka tidak heran selama pandemi ini kita juga menemukan banyaknya fashion baru dan baju bekas yang dijual secara online maupun offline banyak bermunculan.

Sebelum kebijakan lockdown dilaksanakan pada Maret 2020 lalu, Katrina merupakan sosok yang suka kemewahan.

Ia sering menggunakan tampilan fashion dengan heels dan skirt saat menghadiri kelas.

Baca Juga: Inspirasi Gaya Fashion Hijab dengan Boys Look dari Sivia Azizah

Kini, ia malah menyukai sebaliknya yakni mengenakan fashion yang klasik alih-alih mengikuti tren.

"Saya sekarang menyukai menggunakan pakaian klasik daripada mengikuti tren, pakaian yang bisa saya pakai dalam waktu yang lama," ungkap Katrina seperti dikutip dari laman Refinery29. (*)

Sumber: Refinery29
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja