Hal ini berbeda dengan demam yang terjadi pada penderita Covid-19.
Di mana demam pada Covid-19 biasanya diikuti dengan gejala respirasi seperti sesak napas, batuk, susah menelan, dan anosmia atau kehilangan kemampuan penciuman.
Selain itu, pada DBD biasanya diikuti rasa sakit kepala yang khas yakni di bagian depan kepala atau di belakang bola mata.
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Mulya Rahma Karyanti Sp.A(K) menambahkan, pada DBD, demam yang diikuti batuk pilek terhitung lebih ringan.
Baca Juga: Bolehkah Minum Obat Pereda Nyeri Setelah Vaksin Covid-19? Ini Penjelasan Komnas KIPI
Sedangankan pada Covid-19, demam yang diikuti batuk pilek dominan biasanya bertahan hingga 5-7 hari, dan saturasi oksigen juga menurun.
“Pada infeksi dengue biasanya demam terjadi mendadak tinggi, namun setelah hari ketiga pada saat memasuki fase kritis yang harus diperhatikan adalah jangan sampai anak kekurangan cairan obat karena di fase inilah terjadi kebocoran pembuluh darah yang bisa menyebabkan kematian."
"Sedangkan pada COVID-19 demam bisa tinggi tapi bisa disertai dengan batuk pilek dan bertambah sesak. Terutama masa kritisnya adalah pada akhir minggu pertama, di sinilah saturasi oksigen bisa menurun,” tutur dr. Mulya. (*)