1. Kopi Es Tak Kie (1927)
Dimulai dengan secangkir es kopi yang wangi dan nikmat dari kedai Kopi Es Tak Kie.
Didirikan oleh seorang perantau dari Tiongkok bernama Liong Kwie Tjong, Kopi Es Tak Kie merupakan kedai kopi legendaris yang ada di Jakarta sejak 1927.
Nama Tak Kie sendiri mengandung pesan khusus yang ingin disampaikan oleh pemiliknya yaitu agar para penerusnya selalu tampil sederhana dan kerja keras.
Memasuki generasi ketiga, Kopi Es Tak Kie kini telah berkembang menjadi lima cabang.
Dengan tetap menjaga cita rasa klasik secara turun-temurun, Kopi Es Tak Kie senantiasa beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui promosi di media sosial, hingga menyediakan layanan pembayaran digital untuk menjaga eksistensi lintas generasi.
2. Soto Betawi H. Ma’ruf (1943)
Untuk santap siang, soto Betawi bisa menjadi salah satu opsi yang menarik.
Sejak tahun 40-an sebelum Indonesia merdeka, Haji Ma’ruf, orang Betawi asli Cikini memilih berjualan soto pikul keliling.
Pada tahun 60-an, barulah Haji Ma’ruf mulai mendirikan tenda dan setelahnya restoran di daerah Cikini.
Hadir dengan keunikan tersendiri, Haji Ma’ruf menambahkan sedikit susu sapi murni untuk membuat kuah sotonya menjadi semakin gurih dan sedikit mengental.
Di balik kesederhanaan semangkuk soto Betawi H. Ma’ruf, tersimpan kisah perjalanan kota Jakarta dari tahun 40-an hingga menginjak era digital saat ini.
3. Mie Gondangdia (1968)
Kalau belum kenyang, wajib mencicipi mi legendaris yang sudah berdiri sejak 1968 ini.
Berlokasi di Jalan RP Soeroso No. 36, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, kedai Mie Gondangdia memang cukup unik.
Pasalnya tidak ada plang atau penanda di depan gerainya.
Memasuki generasi ke-4, Mie Gondangdia masih mempertahankan resep dan cita rasa autentiknya.
Baca Juga: Deretan Kuliner Legendaris di Pantjoran PIK, Ada yang Beroperasi Sejak Tahun 1925!
Tekstur mi yang kenyal dicampur potongan ayam, sawi, jamur, dan bumbu rahasia mampu menarik perhatian banyak orang, termasuk Presiden ke-5 RI, Megawati.